teks

SELAMAT DATANG DI BLOG BPP KECAMATAN TIRISblink>

Jumat, 20 April 2012

PERILAKU TIKUS SAWAH


PERILAKU TIKUS SAWAH
(Rattus argentiventer)

Oleh:
ANANG BUDI PRASETYO,SP
PPL BPP KECAMATAN TIRIS

 
1.    Aktifitas harian
Merupakan hewan nokturnal yang telah beradaptasi dengan fenologi  tanaman padi. Secara rutin, aktifitas harian dimulai senja hari hingga menjelang fajar. Selama periode tersebut, tikus sawah mengeksplorasi  sumber pakan dan air, tempat berlindung, serta mengenali pasangan dan  individu dari kelompok lain. Siang hari dilalui dengan bersembunyi dalam lubang, semak belukar, atau petakan sawah (ketika padi telah rimbun). Selama terdapat tanaman padi, ruang gerak (home range) berkisar 30- 200m dan teritorial 0,25-1,10ha. Ketika bera dan pakan mulai terbatas, sebagian besar tikus sawah berangsur pindah ke tempat yang menyediakan pakan hingga 0,7-1,0 km atau lebih, seperti pemukiman, gudang benih, penggilingan dll. Pada awal musim tanam, tikus sawah yang berhasil survive kembali ke persawahan. 

2.    Pakan dan perilaku makan
Tergolong hewan omnivora yang mampu memanfaatkan beragam pakan untuk bertahan hidup. Komposisi pakan yang dikonsumsi tergantung kondisi lingkungan dan bervariasi sepanjang stadia tumbuh padi. Meskipun demikian, padi merupakan pakan utama yang paling disukainya. Kebutuhan pakan ±10-15% dari bobot badannya dan minum air ±15-30 ml per hari. Material pakan dalam lambung berupa endosperm padi, bagian pangkal batang padi, serpihan rumput-rumputan, potongan tubuh arthropoda, bagian tanaman dikotil, dan materi lain. Ketika bera pratanam hingga semai padi, tikus sawah mengkonsumsi rumput-rumputan (45%), endosperm (31%), dan yang lain (4-10%). Pada saat padi vegetatif, beragam pakan relatif setara dikonsumsinya (17-25%), sedangkan pada padi generatif pakan berupa endosperm (51%), arthropoda (12%), dan bagian tanaman non-padi (7-18%). Dalam mengkonsumsi pakan, tikus sawah lebih dahulu mencicipi untuk mengetahui reaksi terhadap tubuhnya dan apabila tidak membahayakan akan segera memakannya.

  1. Perilaku reproduksi
Perkembangbiakan tikus sawah sangat tergantung keberadaan tanaman padi. Kondisi aktif reproduksi hanya terjadi pada padi stadia generatif. Selama bera panjang hingga padi vegetatif, tikus sawah dewasa tidak aktif reproduksi. Pada saat tidak aktif, testis tikus sawah kembali masuk dalam rongga perut (testis abdominal), dan akan kembali ke scrotum pada saat musim kawin (testis scrotal). Akses kawin terhadap sejumlah betina dikuasai oleh jantan dominan yang menguasai teritorial tertentu.

  1. Perilaku bersarang
Merupakan hewan terrestrial yang membuat lubang di dalam tanah sebagai tempat tinggal. Lubang yang dihuni tikus disebut “lubang aktif”. Pada saat bera panjang, tikus sawah lebih banyak tinggal di habitat pelarian (refuge area) seperti semak, pekarangan, atau migrasi ke gudang padi. Pada stadia vegetatif padi, lubang aktif berbentuk sederhana dan dangkal, tetapi  menjadi komplek dan bercabang pada stadia generatif padi yang juga merupakan saat berkembang biak tikus sawah. Pada umumnya, lubang aktif berisi tikus betina beserta anak-anak pradewasa. Selama aktif reproduksi, tikus jantan tinggal dalam petak lahan menunggu malam hari untuk kawin dengan betina dalam kelompoknya. 

  1. Perilaku sosial 
Mencakup perilaku menjaga wilayah kekuasaan (territorial) dan tingkatan sosial (hierarkhi). Pada kerapatan populasi rendah hingga sedang, seekor jantan dominan paling berkuasa atas sumber pakan, jalur jalan, lokasi bersarang, dan tikus betina dalam kelompoknya. Pada densitas populasi tinggi, jantan yang kalah kompetisi (subordinat) keluar mencari wilayah dan membentuk kelompok baru. Perilaku tersebut menyebabkan penyebaran populasi yang merata sehingga tikus sawah mampu mengokupasi wilayah yang luas (terutama di daerah endemik).
READ MORE - PERILAKU TIKUS SAWAH

BUDIDAYA JAHE GAJAH


BUDIDAYA JAHE GAJAH

Oleh :
ANANG BUDI PRASETYO,SP
PPL BPP KECAMATAN TIRIS


 


A.       Syarat Tumbuh.

Jahe gajah dapat tumbuh bagus apabila ditanam didataran dengan ketinggian 400 s/d 800 dpl. dengan suhu berkisar 20 – 30 derajat Celcius. Komoditi ini berproduksi dengan baik ditanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan PH 5,5 – 7. Jahe gajah menghendaki sinar matahari minimal 8 jam setiap hari dan kelembapan udara yang cukup tinggi dengan RH 60%-90%.

B.        Perbanyakan Bibit

Jahe gajah diperbanyak secara vegetatif dengan rimpangnya. Bibit jahe berkualitas didapat dari tanaman induk tua minimal berumur 10 bulan, ditandai dengan daun tanaman yang sudah kering dan mati disemua bagian. Rimpang yang akan ditanam minimal memiliki dua mata tunas, tidak boleh cacat atau terserang penyakit. Dalam satu hektar dibutuhkan kira-kira 1,2 ton rimpang bibit jahe.

C.        Pengolahan Lahan

Sebelum dilakukan penanaman lahan harus diolah dan dibuat bedengan. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur tanah, mempercepat pelapukan, memberantas gulma, membalik dan mempertebal lapisan tanah atas, meratakan tanah serta memperbaiki drainase. Sementara pembuatan bedengan bertujuan untuk memperoleh lapisan tanah atas yang tebal dan memudahkan pemeliharaan tanaman.

D.       Tanaman

Jahe gajah ditanam awal musim penghujan dengan pola tanam secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam tumpangsari dapat dilakukan antara tanaman jahe gajah dengan tanaman yang lain misalnya bawang merah atau cabe rawit. Tujuan tumpangsari adalah untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan.

E.        Pemeliharaan.

Jahe gajah agar pertumbuhannya maximal maka perlu dilakukan pemeliharaan tanaman.Salah satunya adalah dengan memperhatikan system pengairan terutama selama fase pertumbuhan awal karena jahe gajah butuh air yang memadai. Pengairan harus dilakukan secara kontinu dan dikurangi hingga fase penuaan rimpang. Tanah yang terlalu basah membuat rimpang busuk.

Apabila tanaman bermasalah maka perlu diganti dengan cara penyulaman yang bertujuan agar jumlah populasi tetap. Penyiangan dilaksanakan apabila pertumbuhan gulma sudah dirasa mengganggu tanaman. Agar tanaman jahe tidak rebah maka perlu dilakukan pembubunan pada saat tanaman berumur 1-1,5 bulan.

F.        Hama dan Penyakit.

Jahe gajah dalam masa pertumbuhannya juga tidak luput dari hama dan penyakit. Hama yang kerap menyerang adalah lalat rimpang Mimegrala coeruleifrons yang memakan seluruh bagian rimpang, lalat rimpang eumerus figurans walker yang memakan bagian lunak rimpang penyebab tanaman layu dan keropos serta lalat lamprolonchaea sp yang menyerang rimpang hingga menjadi busuk.

Penyakit yang sering menyerang adalah bakteri pseudomonas zingiberi menyebabkan bagian pangkal batang semu membusuk dan rebah, Cendawan phyllosticta zingiberi ramak yang dapat menyebabkan daun rusak, menguning kemudian mengecil dan Cendawan pythium yang menyebabkan pembusukan rimpang jahe yaitu busuk basah atau busuk lunak.

G.       Panen.

Jahe gajah dipanen apabila telah tua dan berumur minimal 10 bulan. Ciri fisik yang nampak yaitu apabila rimpang ditekan terasa sangat keras dan susah untuk dikelupas kulitnya dengan tangan. Warna pada kulit luar kelihatan segar kekuningan, mengkilat dan tidak ada warna kemerahan pada ujung rimpang.

Jahe gajah yang dipanen muda untuk asinan, dilakukan saat tanaman berumur 3 s/d 4 bulan. Ciri-ciri fisik yang nampak adalah rumpun tanaman masih hijau, rimpang gemuk, ujung-ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan, beranak banyak dan bila rimpang dipotong maka belum kelihatan serat-seratnya.

Jahe gajah dipanen dengan membongkar tanah secara keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan memakai cangkul agar dapat dihindari jahe terpotong karena tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menyebabkan masuk ke-grade export yang lebih rendah yang berarti nilai jualnya menjadi rendah pula.

H.       Pasca Panen.

Jahe gajah yang telah digrade dikumpulkan menjadi satu kemudian didiamkan selama 1- 2 hari digudang penampungan. Tujuannya agar tanah yang masih menempel dijahe menjadi kering dan luruh sehingga bersih tanah. Salah satu persyaratan export adalah jahe harus bersih dari tanah yang menempel di rimpang..

DAFTAR PUSTAKA
Ir. H. Rahmat Rukmana MBA, M.Sc - Usaha Tani Jahe - Yogyakarta : Kanisius – 2000
Direktorat Gizi Dep Kes RI - Daftar KOmposisi Bahan Makanan - Jakarta: Bhratara Karya Aksara – 1981
- Fendy R Paimin - Aneka Ancaman Bagi Jahe Anda - Trubus 358, Thn XXX, September – 1999
- Hieronymus Budi Santoso - Jahe Gajah - Yogyakarta : Kanisius – 1996
- Utami K.P - Pilih Segar atauOolahan - Trubus 358, Thn XXX , September – 1999
- Paimin FB, Murharanto - Budidaya, Pengolahan dan Perdagagan Jahe - Jakarta : Penebar Swadaya – 1994
- Sutrisno Koswara - Beberapa Cara Penanganan Jahe Untuk Export - Trubus 266, Thn XXIII, Januari – 1992
Penyuluh Pertanian Lapangan
BPP Kecamatan Tiris



ANANG BUDI PRASETYO,SP
NIP.   19580727 198103 1 025
 
- Raharjo A , Slamet Soeseno - Memacu Panen Jahe - Trubus 358,Thn XXX, September - 1999
READ MORE - BUDIDAYA JAHE GAJAH

13 kelebihan pupuk organik


13 KELEBIHAN PUPUK ORGANIK DIBANDING KIMIA

Oleh :
ANANGBUDI PRASETYO,SP
PPL BPP KECAMATAN TIRIS


 




Sebenarnya jika kita ada kemauan untuk membuat pupuk organik tersedia bahan berlimpah disekitar kita. Tetapi pada umumnya petani enggan membuat pupuk organik tersebut dan lebih suka membeli pupuk organik buatan pabrik dengan harga Rp.1.800/ kg atau lebih. Katanya yang lebih praktis. Ya itulah sifat dasar orang Indonesia yang terkadang kurang bangga dan yakin dengan buatan sendiri. Mereka lebih suka membeli pupuk organik granule buatan pabrik atau perusahaan tertentun.   Penyuluh Pertanian selalu mendorong teman-teman petani untuk membuat pupuk organik sendiri saja dari bahan-bahan seadanya disekitar kita.  Yang penting intinya bahan-bahan organik tersebut (sampah organik, sisa buah-bahan, sisa dedaunan, jerami, limbah ikan, kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kambing dll)  kita fermentasi dan setelah jadi kompos baru kita gunakan ke lahan.    


Padahal tidak semua pupuk organik granule kualitasnya lebih baik dari buatan kita sendiri. Karena pernah dijumpai pupuk organik granule dari perusahaan terkenal yang isinya bahan organik + tanah liat yang di granule kan. Dan setelah aplikasikan ke tanaman cabe justru tanaman saya yang menjadi layu karena belum terdekomposisikan dengan sempurna. Yang lebih mengerikan lagi pupuk organik tersebut masih dicampur dengan sampah kaca dan kerikil.    
13 Kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia antara lain :         
1.    Seperti yang saya ceritakan tadi pupuk organik harganya murah dan mudah dibuat sendiri.           
2.    Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding pupuk anorganik.           
3.    Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik.          
4.    Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.            
5.    Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.            
6.    Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman            
7.    Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.           
8.    Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.            
9.    Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.            
10. Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah            
11. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah didapatkan.          
12.  Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih bagus jika dibanding dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit dan tanaman lebih sehat.          
13. Untuk kesehatan manusia tanaman yang menggunakan pupuk organik lebih menyehatkan karena kandungan nutrisinya lebih lengkap dan lebih banyak.    
Setelah kita mengetahui 13 kelebihan penggunaaan pupuk organik tersebut akankah kita masih membabi buta dan selalu mengandalkan pupuk kimia untuk tanaman kita ?


READ MORE - 13 kelebihan pupuk organik

Kwalitas Pupuk Kandang


KWALITAS PUPUK KANDANG

Oleh :
ANANG BUDI PRASETYP,SP
PPL BPP KECAMATAN TIRIS


Manfaat dari penggunaan pukan telah diketahui berabad-abad  lampau bagi pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan. Yang harus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pukan adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini  sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang, dan penyimpanan/pengelolaan. Kandungan hara dalam pukan sangat menentukan kualitas pukan
(Tabel 1). Kandungan unsur-unsur hara di dalam pukan tidak hanya tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan dan air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak (Tabel 2).
Tabel 1. Kandungan hara beberapa pukan
Sumber Pakan
ppm
N
P
K
Ca
Mg
S
Fe
Sapi Perah
0.53
0.35
0.41
0.28
0.11
0.05
0.004
Daging Sapi
0.65
0.15
0.30
0.12
0.10
0.09
0.004
Kuda
0.70
0.10
0.10
0.79
0.14
0.07
0.010
Unggas
1.50
0.77
0.77
0.30
0.88
0.00
0.100
Domba
1.28
0.19
0.19
0.59
0.19
0.09
0.020
Sumber: Tan (1993)
Tabel 2. Kandungan hara dari pukan padat/segar
Sumber pakan
Kadar air
Bahan organik
N
PO2O5
K2O
CaO
Rasio
C/N
%
Sapi
Kerbau
Kambing
Ayam 
Babi
Kuda
80
81
64
57
78
73
16
12.7
31
29
17
22
0.3
0.25
0.7
1.5
0.5
0.5
0.2
0.18
0.4
1.3
0.4
0.25
0.15
0.17
0.25
0.8
0.4
0.3
0.2
0.4
0.4
4.0
0.07
0.2
20-25
25-28
20-25
9-11
19-20
24
Sumber: Pinus Lingga (1991)

1.      Pupuk kandang ayam
Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang  dapat menyumbangkan tambahan hara ke dalam pukan terhadap sayuran.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan  respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena  pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara  yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan  pukan lainnya (Widowati  et al., 2005). Pemanfaatan pukan ayam ini bagi  pertanian organik menemui kendala karena pukan ayam mengandung  beberapa hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam.
2.      Pupuk kandang sapi
Di antara jenis pukan, pukan sapilah yang mempunyai kadar serat  yang tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pukan sapi harus  dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pukan sapi dengan rasio C/N di bawah 20.
Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pukan sapi secara langsung juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai pupuk dingin. Bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih berlangsung.
3.      Pupuk kandang kambing
Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-butiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N pukan kambing umumnya masih di atas 30. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai rasio C/N <20, sehingga pukan kambing akan lebih baik penggunaannya bila dikomposkan terlebih dahulu. Kalaupun akan digunakan secara langsung, pukan ini akan memberikan manfaat yang lebih baik pada musim kedua pertanaman. Kadar air pukan kambing relatif lebih rendah dari pukan sapi dan sedikit lebih tinggi dari pukan ayam. Kadar hara pukan kambing mengandung kalium yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya. Sementara kadar hara N dan P hampir sama dengan pukan lainnya.
4.      Pupuk kandang kuda
Jumlah populasi kuda lebih rendah dibanding ternak lainnya, sehingga jumlah kotoran kuda juga termasuk lebih sedikit volumenya. Pupuk kandang (pukan) kuda banyak dipergunakan oleh petani sekitar peternakan kuda saja. Sebelum, digunakan kotoran kuda dimasukkan dalam lubang dan dibiarkan terdekomposisi secara  alami kemudian baru digunakan untuk pertanian. Apabila ibandingkan dengan kotoran sapi, kotoran kuda mempunyai rasio C/N lebih rendah.  Rendahnya rasio C/N ini berkaitan dengan jenis pakan misalnya dedak. Hasil analisis pukan kuda ternyata banyak mengandung hara Mg.
---------------------------------------- o0o ----------------------------------------
READ MORE - Kwalitas Pupuk Kandang