teks

SELAMAT DATANG DI BLOG BPP KECAMATAN TIRISblink>

Rabu, 10 Desember 2014

Peranan Kelompok tani terhadap Ketahanan Pangan



                                                        Oleh : Anang Budi Prasetyo,SP
                                                                BPK Kecamatan Tiris

Dalam upaya meningkatkan pembangunan ketahanan pangan, peranan kelembagaan kelompok tani di pedesaan sangat besar dalam mendukung dan melaksanakan berbagai program yang sedang dan akan dilaksanakan karena kelompok tani inilah pada dasarnya pelaku utama pembangunan ketahanan pangan.
Keberadaan kelembagaan kelompok tani sangat penting diberdayakan karena potensinya sangat besar. Berdasarkan data dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Departemen Pertanian, pada tahun 2002 terdapat 27 juta lebih kepala keluarga (KK) yang bekerja di sektor pertanian. Dari jumlah tersebut, telah dibentuk kelembagaan kelompok tani sebanyak 275.788 kelompok. Kelembagaan kelompok tani ini sangat efektif sebagai sarana untuk kegiatan belajar, bekerja sama, dan pemupukan modal kelompok dalam mengembangkan usahatani.
Pentingnya pemberdayaan kelompok tani tersebut sangat beralasan karena kalau kita perhatikan keberadaan kelompok tani akhir-akhir ini - terutama sejak era otonomi daerah dilaksanakan - ada kecenderungan perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan kelompok tani sangat kurang bahkan terkesan diabaikan sehingga kelembagaan kelompok tani yang sebenarnya merupakan aset sangat berharga dalam mendukung pembangunan ketahanan pangan belum berfungsi secara optimal seperti yang diharapkan
Mengingat semakin kompleks dan besarnya tantangan pembangunan ketahanan pangan mendatang, terutama untuk mencapai kemandirian pangan, maka kelembagaan kelompok tani yang tersebar di seluruh pelosok pedesaan perlu dibenahi dan diberdayakan, sehingga mempunyai keberdayaan dalam melaksanakan usahataninya.
Untuk mencapai keberdayaan tersebut, program pemberdayaan kelompok tani yang dilakukan harus dapat meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam hal (1) Memahami kekuatan (potensi) dan kelemahan kelompok; (2) Memperhitungkan peluang dan tantangan yang dihadapi, pada saat ini dan masa mendatang; (3) Memilih berbagai alternatif yang ada untuk mengatasi masalah yang dihadapi, dan (4) Menyelenggarakan kehidupan berkelompok dan bermasyarakat yang serasi dengan lingkungannya secara berkesinambungan.
Agar upaya memandirikan dan memberdayakan kelompok tani tersebut dapat dilaksanakan, setidaknya ada empat langkah strategis yang harus dilakukan, diantaranya :



Pertama,

peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani. Hal ini sangat penting dilakukan, karena menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) 2001, ternyata masyarakat yang berumur 15 tahun ke atas dan bekerja di bidang pertanian sebanyak 10,66 juta jiwa tidak tamat SD (sekolah dasar) dan 5.758 juta jiwa tidak pernah sekolah, sedang yang tamat SD sebanyak 15,932 juta jiwa. Upaya peningkatan SDM petani ini dapat dilakukan melalui proses pembelajaran melalui bimbingan penyuluhan, pelatihan, kursus, sekolah lapang, pendampingan dan lainnya. Materi dan cara penyampaiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan petani dan kemampuan petani sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi kelompok tani.

Ujung Tombak

Mengingat peranan penyuluh pertanian sebagai "ujung tombak" dalam memberikan penyuluhan kepada kelompok tani, maka keberadaan penyuluh pertanian termasuk Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai wadah pertemuan, uji coba dan lainnya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, sehingga para penyuluh pertanian ini dapat melaksanakan penyuluhan secara profesional.

Kedua,
kemudahan dalam akses sarana produksi pertanian. Mengingat sarana produksi seperti benih, pupuk, pestisida, permodalan, alat dan mesin pertanian merupakan faktor (input) yang sangat menentukan hasil (output), maka keberpihakan pemerintah dan pemangku kepentingan di bidang sarana produksi pertanian ini sangat diharapkan kelompok tani.


Adanya slogan enam tepat (tepat mutu, jumlah, jenis, harga, waktu dan tempat) dalam penyaluran sarana produksi hendaknya tidak hanya manis di dalam kata-kata atau tulisan, tetapi benar-benar dapat diimplementasikan, sehingga benar-benar dapat dirasakan kelompok tani.

Masih terjadinya kekurangan benih ketika musim tanam akan dilakukan dan terjadinya kelangkaan pupuk ketika masa pemupukan akan dikerjakan, hanya merupakan contoh kasus yang hendaknya dapat memacu pemerintah dan pemangku kepentingan di bidang sarana produksi pertanian untuk bekerja lebih baik lagi. Sebab, jika hal-hal tersebut tidak segera dibenahi dan masih dialami kelompok tani, sulit rasanya para petani dapat meningkatkan produksi dan produktivitas usahataninya secara optimal.

Untuk itu, berbagai lembaga pelayanan kelompok tani yang ada di pedesaan seperti perbankan, Lembaga Usaha Perekonomian Pedesaan (LUEP), koperasi tani, KUD, kios sarana produksi dan lainnya perlu lebih diberdayakan dan mendapat perhatian pemerintah daerah setempat sehingga dapat meningkatkan tugas dan fungsinya selaku mitra usaha petani dengan sebaik-baiknya.

Ketiga,

akses terhadap informasi. Dalam era informasi sekarang ini, pendapat yang mengatakan bahwa petani/ kelompok tani tidak memerlukan informasi adalah pendapat yang sangat keliru. Karena itu dalam masa mendatang berbagai informasi khususnya mengenai pembangunan ketahanan pangan perlu disebarluaskan kepada petani, sehingga mereka dapat mengakses informasi/berita yang sedang dan akan terjadi, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan pertanian. Misalnya tentang akan tibanya musim kemarau/hujan, gejala adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman, perkembangan harga gabah di pasaran dan sebagainya.

Dengan mengetahui perkembangan yang sedang dan akan terjadi yang dapat berpengaruh langsung terhadap usahatani yang dikerjakan, diharapkan para petani dapat bekerja sama dengan aparat untuk mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi. Misalnya, ketika mengetahui harga gabah turun, para petani bisa menyimpan gabahnya terlebih dahulu di lumbung pangan kelompok, dan baru menjualnya ketika harga gabah sudah membaik dan menguntungkan.

Mengingat informasi pertama yang diterima petani/ kelompok tani lebih banyak berasal dari petugas penyuluh pertanian dan penerangan, maka informasi yang akan disampaikan harus diolah dan dikemas sesuai dengan bahasa dan kemampuan daya serap petani, sehingga mudah dipahami.

Keempat,

keberpihakan pemerintah pada sektor pertanian. Karena dari ketiga strategi yang diuraikan di atas sangat erat kaitannya dengan tugas aparat kelembagaan pemerintah di daerah sebagai fasilitator, motivator dan regulator, maka berbagai keberpihakan setiap pemimpin daerah terhadap pembangunan ketahanan pangan perlu terus ditingkatkan dan berbagai program yang direncanakan dapat diimplementasikan di lapangan.

Dengan beberapa langkah strategis yang dipaparkan di atas, pada akhirnya selain kemandirian petani/kelompok tani dapat terus ditingkatkan, berbagai program pembangunan ketahanan pangan yang menjadi tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik sebagaimana diharapkan.

READ MORE - Peranan Kelompok tani terhadap Ketahanan Pangan

KONFLIK KOMUNIKASI DALAM SISITUM PENYULUH PERTANIAN



Oleh : Anang Budi Prasetyo,SP
BPK Kecamatan Tiris
Seorang agen penyuluhan pertanian membutuhkan pengetahuan dan wawasan tentang cara berkomunikasi yang baik dan benar untuk dapat melaksanakan tugasnya. Selain itu pula perlu didukung oleh tingkat pengetahuan dan wawasan yang cukup dalam segala hal, karena sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan dan wawasan yang memadai untuk dapat memahami persoalan mereka, memikirkan solusinya, ataupun memilih solusi yang tepat untuk mencapai tujuan mereka. Selanjutnya adalah menyediakan informasi dan metode komunikasi yang efisIen dan efektif. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik antara agen penyuluhan pertanian dengan petani sebagai sasaran penyuluhan pertanian.
Konflik sebagai suatu proses ternyata dipraktekkan secara luas dalam masyarakat. Demikian juga halnya dengan komunikasi dalam bidang pertanian berpotensi menimbulkan konflik sebagai suatu proses social yang berlangsung dan melibatkan orang-orang atau kelompok tani-kelompok tani, yang tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi, akan tetapi juga bertujuan sampai ke taraf pembinasaan eksistensi orang atau kelompok tani lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.
Konflik komunikasi dalam bidang pertanian adalah terjadinya suatu keadaan, dimana komponen-komponen masyarakat tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau terintegrasi secara tidak sempurna. Untuk itu penanganan masalah konflik komunikasi dalam bidang pertanian dapat mengacu pada teori konflik dengan penegasan sebagai kumpulan ide dalam memajukan gerakan-gerakan sosial atau untuk mempertahankan institusi sosial. Ideologi lebih merupakan sebuah sistem yang menjadi pedoman praktis.
Tiga bentuk ideologi pokok teori konflik yang muncul pada abad ke-19 diantaranya adalah sosialisme Marxis dan dua jenis sosial-Darwinisme. Hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam memahami teori konflik untuk membedakan ideologi dengan teori sains. Satu hal lagi dalam ideologi pokok teori konflik pada abad ke-19 menjadi ranah yang luar biasa dan masalah-masalah vital karena akhirnya sains sosial dapat mengatasi kondisi ini.
Banyak faktor yang telah menyebabkan terjadinya konflik komunikasi dalam bidang pertanian. Misalkan perbedaan pendirian dan keyakinan setiap petani akan menyebabkan konflik antar individu. Dalam konflik-konflik seperti ini terjadilah bentrokan-bentrokan pendirian, dan masing-masing pihakpun berusaha membinasakan lawannya. Konflik tidak selalu diartikan sebagai pembinasaan fisik, tetapi bisa pula diartikan dalam bentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tak disetujuinya.
Disamping perbedaan pendirian, perbedaan kebudayaan maupun perbedaan status sosial dapat menimbulkan konflik, sehingga memiliki kesenjangan yang relatif besar. Hal tersebut juga dapat memicu konflik apabila tidak dilakukan komunikasi dengan baik yang tidak hanya menimbulkan konflik antar individu, tetapi juga antar kelompok tani.
Kesenjangan tersebut sebagai pemicu terjadinya konflik komunikasi sehingga upaya penyebarluasan teknologi pertanian mengalami hambatan-hambatan secara sosial, karena tidak tercapainya kesamaan persepsi antara komunikator dengan komunikan. Untuk melakukan persamaan persepsi perlu pengembangan wawasan dengan bobot teori pendukung sebagai upaya saling pengertian dan pemahaman.
Dalam teori konflik dinyatakan bahwa pola kebudayaan yang berbeda akan menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola prilaku yang berbeda pula dalam kelompok tani yang luas, sehingga apabila terjadi konflik-konflik karena alasan ini, konflik-konflik itu akan bersifat luas dan karenanya akan bersifat konflik antar kelompok tani.
Kepentingan yang berbeda-bedapun memudahkan terjadinya konflik. Mengejar tujuan untuk kepentingan masing-masing yang berbeda-beda, maka kelompok tani-kelompok tani akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana. Kepentingan agen penyuluhan pertanian, para sumber teknologi (peneliti) dan kepentingan petani kadang-kadang berbeda dalam hal persepsi terhadap sebuah program.
Perbedaan pendirian, budaya, kepentingan, dan sebagainya sering terjadi pada situasi-situasi perubahan sosial. Dan, perubahan-perubahan sosial ini secara tidak langsung dapat dilihat sebagai penyebab juga terjadinya konflik-konflik sosial dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial yang cepat inilah yang akan mengakibatkan berubahnya sistem nilai di dalam masyarakat, dan pada akhirnya akan menyebabkan perbedaan-perbedaan pendirian di dalam masyarakat.
Jadi, konflik dalam pembangunan pertanian pedesaan sebagai upaya menanggulangi keterbelakangan dan kemiskinan petani adalah sebuah proses yang sifatnya disosiatif. Namun, sekalipun sering berlangsung dengan dengan keras dan tajam, proses-proses konflik sering pula mempunyai akibat-akibat yang positif bagi masyarakat. Positif tidaknya konflik tergantung dari persoalan yang dipertentangkan, dan tergantung pula dari struktur sosial yang menjadi ajang berlangsungnya konflik.
Akibat positif dari konflik adalah bertambahnya solidaritas intern dan rasa in-group suatu kelompok tani. Apabila terjadi pertentangan antar kelompok tani, solidaritas anggota-anggota di dalam masing-masing kelompok tani, yang pada situasi normal sulit dikembangkan, akan langsung meningkat pesat saat terjadinya konflik dengan pihak luar. Akibat negatif dari terjadinya konflik yaitu terjadinya peperangan yang akan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan harta.
Konflik antar kelompok tani juga akan memudahkan terjadinya perubahan dan perubahan kepribadian individu. Apabila terjadi pertentangan antara dua kelompok tani yang berlainan, maka individu-individu akan mudah mengubah kepribadiannya untuk mengidentifikasikan dirinya secara penuh dengan kelompok taninya.
Konflik akan berakhir dengan berbagai kemungkinan. Apabila kekuatan masing-masing pihak yang berkonflik adalah berimbang maka kemungkinan besar akan terjadi usaha akomodasi oleh kedua belah pihak. Akan tetapi, apabila kekuatan yang tengah berkonflik tidak berimbang maka akan terjadi penguasaan (dominasi) oleh salah satu pihak yang kuat terhadap lawannya.
Disamping itu, konflik dapat juga dianggap sebagai salah satu fenomena perilaku yang menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat. Yang dimaksud dengan prilaku menyimpang ini adalah prilaku dari masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku. Secara sederhana, orang dapat dikatakan menyimpang apabila menurut anggapan sebagian besar masyarakat bahwa prilaku atau tindakannya diluar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai-nilai, atau norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Pemahaman mengenai bagaimana seseorang atau sekelompok tani orang dapat berprilaku menyimpang dapat dipelajari dari berbagai perspektif teoritis. Ada dua perspektif yang bisa digunakan untuk memahami sebab-sebab dan latar belakang seseorang atau sekelompok tani orang berprilaku menyimpang, yaitu perspektif individualistik dan teori-teori sosial. Kedua perspektif ini dalam penerapannya kadang kala tidak dapat dibedakan dengan tegas karena keduanya memiliki penjelasan yang komprehensif dan saling tumpang tindih. Tetapi, sangat baik jika menggunakan kedua perspektif ini untuk menjelaskan fenomena tentang terjadinya penyimpangan. Salah satu teori yang berperspektif sosiologi adalah teori konflik.
Teori konflik lebih menitikberatkan analisisnya pada asal usul terciptanya suatu aliran atau tertib social. Teori ini tidak bertujuan untuk menganalisis asal usul terjadinya pelanggaran peraturan atau latar belakang seseorang berprilaku menyimpang. Perspektif konflik lebih menekankan sifat pluralitik dari masyarakat dan ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompok taninya. Karena kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok tani-kelompok tani elite, maka kelompok tani-kelompok tani itu juga memiliki kekuasaan untuk menciptakan peraturan, khususnya hukum yang dapat melayani kepentingan-kepentingan mereka. Dalam hubungannya dengan hal ini, maka perspektif konflik memahami masyarakat sebagai kelompok tani-kelompok tani dengan berbagai kepentingan yang bersaing dan akan cenderung saling berkonflik. Melalui persaingan itu, maka kelompok tani-kelompok tani dengan kekuasaan yang berlebih akan menciptakan hukum dan aturan-aturan yang menjamin kepentingan mereka dimenangkan (Quinney, 1979:115-160 dalam Clinard dan Meier, 1989:98-99).
Dalam struktur besar atau kecil, konflik dalam suatu kelompok tani dapat merupakan indikator adanya suatu hubungan yang sehat. Pada dasarnya, Coser tidak melihat konflik hanya dalam pandangan negatif saja. Perbedaan antara majikan dan buruh, perawat dan dokter merupakan peristiwa normal yang sebenarnya dapat memperkuat struktur yang terbentuk lewat hubungan-hubungan sosial. Kelompok tani yang memperbolehkan konflik sebenarnya adalah kelompok tani yang memiliki kemungkinan yang rendah dari ancaman ledakan-ledakan yang akan menghancurkan struktur sosial. Di dalam situasi demikian, konflik biasanya tidak berkembang disekitar nilai-nilai inti dan dengan demikian dapat membantu memperkuat struktur. Coser sangat menentang pandangan bahwa tidak adanya konflik dapat dipakai sebagai indikator dari ”kekuatan dan stabilitas suatu hubungan”.
Apa yang disumbangkan Coser dalam bentuk karya tentang konflik dapat digambarkan sebagai fungsionalisme konflik (conflict functionalism). Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa konflik dan konsensus, integrasi dan perpecahan adalah proses fundamental yang walau dalam porsi dan campuran yang berbeda, merupakan bagian dari setiap sistem sosial. Diambil dari beberapa bahan bacaan.
READ MORE - KONFLIK KOMUNIKASI DALAM SISITUM PENYULUH PERTANIAN

PENGARUH TANAH, KELEMBABAN, ANGIN, TERHADAP PERTUMBUHAN POHON



PENGARUH TANAH, KELEMBABAN, ANGIN, TERHADAP PERTUMBUHAN POHON

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Produksi hasil hutan sangat tergantung dari faktor-faktor lingkungan oleh karenanya, untuk menjamin keberhasilan pembangunan hutan maka pengetahuan mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman mutlak untuk diketahui.Setiap spesies memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda untuk dapat tumbuh dan berproduksi.Dalam pertumbuhan tanaman, sering terjadi keragaman dalam satu jenis pohon yang disebabkan oleh perbedaan lingkungan.  Keragaman tersebut dapat berupa keragaman geografis (provenans), dan keragaman lokal antar tempat tumbuh. Faktor-faktor lingkungan merupakan keadaan yang secara langsung mempengaruhi vegetasi. Dalam masa pertumbuhan pohon akan dipengaruhi oleh faktor anatar lain, tanah, kelembaban dan angin.
Tanah adalah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam siklus pangan. Susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat digolongkan pada liat, debu, pasir dan kerikil. Kelembaban adalah  Jumlah uap air yang terkandung di udara atau bisa dikatakan kelembaban adalah faktor ekologis yang penting,mempengaruhi aktifitas organisme dan membatasi penyebarannya dengan keragaman harian, serta keragaman tegak dan mendatar. Sedangkan angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara.
Pertumbuhan suatu pohon yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh faktor dalam maupun faktor luar dari tumbuhan itu sendiri. Faktor dalam dari tumbuhan itu adalah genetika yang terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotik maupun abiotik yang meliputi unsur – unsur yang menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain tanah, kelembaban, angin serta ada tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon tentunya menjadi sangat bermanfaat.Untuk lebih mengenal faktor-faktor lingkungan tersebut akan di bahas secara terperinci pada bab selanjutnya.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian tanah?
2.    Bagaimana pengaruh tanah terhadap pertumbuhan pohon?
3.    Apakah pengertian kelebaban?
4.    Bagaimana perngaruh kelembaban terhadap pertumbuhan pohon?
5.    Apakah pengertian angin?
6.    Bagaimana pengaruh angin terhadap pertumbuhan pohon?

C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman kepada petani mengenai pengertian tanah, kelembaban, dan angin, serta mampu menjelaskan pengaruh tanah, kelembaban dan angin terhadap pertumbuhan pohon.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Tanah
Tanah merupakan hamparan luas tempat berpijak dan tempat hidup tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi satu sama lain. Deskripsi atau gambaran tanah dapan dijelaskan sebagai berikut:
ü Tanah terbentuk atau berkembang dari serangkaian proses-proses alami dari alam
ü Tanah atau tubuh alam ini terbagi menjadi lapisan-lapisan mineral atau bahan organik tanah. Setiap lapisan memiliki kedalaman yang sama.
ü Lapisan-lapisan mineral dan bahan organik tanah yang terbentuk ini memiliki aifat yang tidak sama dengan induk tanah, baik sifat morfologi, kimia, fisika ataupun biologi tanahnya.
Definisi lain yang diajukan oleh scheoder (1972), tanah adalah suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara, dan bahan-bahan mineral lain, dan jasad hidup dan berbagai faktor dan membentuk perubahan membentuk ciri-ciri morfologi yang khas. Kemudian sistem itu berperan menjadi sistem tumbuh dan berkembang berbagai tanaman. Jadi, sederhananya tanah tersusun dari beberapa material alam baik dalam material bahan organik maupun bahan materila anorganik. Bahan organik tersebut mengalami proses perubahan alami sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alami atau kekuatan alam, dan akhirnya terbentuk susunan lapisan-lapisan tanah seperti yang tidak lihat sekarang.

B.  Pengaruh Tanah Terhadap Pertumbuhan Pohon

Pertumbuhan pohon dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging ( pertimbangan ) dalam suatu potensi penggunaan tanah. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara Pasir ( sand ) berukuran 2 mm – 50 mikron, debu ( silt ) berukuran 50 – 2 mikron dan liat ( clay ) berukuran < 2 mikron. Klasifikasi tekstur ini berdasarkan jumlah partikel yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm dengan jumlah yang nyata, maka penambahan / penyisipan kata – kata berkerikil atau berbatu ditambahkan pada nama kelas tekstur tadi. Sebagai contoh lempung berbatu.Untuk keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah. Dan pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus.
Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman atau pohon akan berkembang dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah. Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman atau pohon akan terganggu.
Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada pohon akan sulit untuk melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar pohon akan terganggu. Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali tanaman padi yang mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada tanah dominan liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian, karena kurangnya unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses fisiologis yang semestinya.
Untuk pertumbuhan tanaman atau pohon yang baik, tanah  dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal.
Selain tekstur tanah, faktor lain yang memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu pohon. Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tumbuhan terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga, tumbuhan mampu melakukan proses metabolisme dengan baik. Pertumbuhan pohon juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-partikel dalam tanah.
Akibat tanaman yang mengalami pertumbuhan tersebut, ternyata pertumbuhan pohon atau tanaman yang lainya dapat menyebabkan terjadinya pembentukan struktur tanah. Dengan adanya tumbuhan, agregasi pada tanah akan terbentuk menjadi struktur yang lebih mantap. Tumbuhan mampu memperkecil kerusakan tanah akibat hujan, sehingga unsur hara dapat terjaga dan tersedia bagi tumbuhan maupun mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Akar tanaman mampu membentuk bidang belah alami pada tanah. Selain itu, akibat tekanan akar tersebut, butir-butir pada tanah akan semakin lekat satu sama lainnya. Daya ikat partikel-partikel tanah akan meningkat. Pada dasarnya, adanya sistem perakaran mempengaruhi pembentukan agregat di dalam tanah. Jika dibandingkan dengan tanah yang tidak ditumbuhi tumbuhan, agregatnya akan mudah pecah dan strukturnya cenderung tidak mantap.
Dari uraian tersebut, hubungan antara tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman atau pohon saling berhubungan satu dengan lainnya. Tanpa adanya tekstur dan struktur tanah yang baik bagi tanaman, maka pertumbuhan tanaman kurang berjalan optimal. Sebab, terdapat faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman akibat keadaan tekstur maupun struktur tanah yang kurang menguntungkan. Bila keadaan tekstur dan struktur tanah dalam keadaan mantap, maka faktor-faktor tersebut dapat diatasi. Selain itu, dengan adanya tanaman di atas tanah tampaknya mampu membantu pembentukkan struktur tanah. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya sistem perakaran yang terdapat di dalam tanah yang mampu membentuk bidang belah alami. Sehingga, daya ikat tanah semakin meningkat satu sama lainnya.

Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu :
- Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun  sebagai tempet persediaan.
-  Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
-  Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak


Cepat dan lambatnya suatu pertumbuhan pada berbagai jenis tanaman atau pohon juga sangat ditentukan oleh PH tanah itu sendiri. Karena Bagaimanapun unsur hara yang memiliki jenis makanan yang seharusnya diserap oleh tanaman sebagai kebutuhannya, namun apabila PH yang dikandungnya tidak normal maka tanaman itu sendiri tidak bisa menyerap makanan tersebut dikarenakan tanaman tersebut tidak memiliki keinginan untuk menyerap semua gizi yang ada dalam tanah.
Dalam ilmu pertanian pengaruh terhadap PH tanah sangat memiliki peranan yang sangat penting gunanya untuk Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.
Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo (Molibdenum).
Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5 – 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.
 Untuk mengatasi tanah-tanah basa kita bisa dilakukan dengan cara pemberian sulfur atau belerang. Pemberian belerang bisa dalam bentuk bubuk belerang atau bubuk sulfur yang mengandung belerang hampir 100 % .  Pemberian pupuk yang mengandung belerang kurang efektif jika digunakan untuk menurunkan pH. Beberapa pupuk yang mengandung belerang yang bisa digunakan antara lain ZA ( Amonium sulfat ), Magnesium sulfat, Kalium sulfat, tembaga sulfat dan seng sulfat. Pemberian bahan organik/ pupuk organik juga bisa membantu menormalkan pH tanah.

C.  Pengertian Kelembaban

Kelembaban merupakan Jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar kecilnya kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. Kelembaban udara adalah Jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar kecilnya kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. Kapasitas udara adalah Jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu tertentu. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara jika Suhu tinggi maka kapasitas udara besar jika uap air jenuh maka kapasitas udara maksimal.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi(relatif) maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual.

D.  Pengaruh Kelembaban Terhadap Pertumbuhan Pohon

Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting bagi manusia, hewan dan pertumbuhan pohon. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya.Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Kelembaban udara berpengaruh terhadap penguapan pada permukaan tanah dan penguapan pada daun. Bila kelembaban udara tinggi maka pertumbuhan pohon itu akan  terganggu karena tidak keseimbangan antara unsur air dan cahanya sehingga pertumbuha pohon itu akan ternganggu. Tetapi kelembaban yang tinggi akan berpengaruh terhadap tumbuhnya organ vegetatif pada pohon.
Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika kelembaban rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketesediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Jika kelembaban tinggi, laju transpirasi rendah sehingga penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah.hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat.
Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam memaksimalkan pertumbuhan pohon diantaranya kelembaban mutlak, kelembaban spesifik dan kelelembaban relative udara yang menyatakan nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%).
Pengaruh kelembaban relatif terhadap Produksi Tanaman secara langsung mempengaruhi hubungan air tanaman dan secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan daun, fotosintesis, penyerbukan, terjadinya penyakit dan hasil akhirnya ekonomi. Pertumbuhan daun tidak hanya tergantung pada kegiatan sintetis yang dihasilkan dari proses biokimia tetapi juga pada proses fisik dari pembesaran sel.
Jenis – Jenis Kelembaban
Jenis kelembaban dibedakan dibedakan menjadi dua yaitu
1.    Kelembapan mutlak : masa uap air yang terdapat dalam satu satuan udara, dinyatakan dalam gram.m-3. Pv = mv/ V (mv= masa uap air(kg), V= vol udara (m3) Pada daerah tropis nilai pv akan lebih tinggi dibanding daerah (sub tropis) terutama pada musim dingin, kerana dengan menurunnya suhu kapasitas menampung uap air menjadi lebih kecil.
2.    Kelembaban nisbi (RH) : Perbandingan antara kandungan uap air diudara(Ä—a) dengan kapasitas udara (es) pada suhu dan tekanan yang sama. RH = (ea/es) x 100% Kelembapan nisbi dapat pula diartikan sebagai perbandingan antara tekanan uap air (actual) dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama.
a) Sebaran Kelembapan Nisbi Udara
1) Sebaran Kelembapan Nisbi menurut waktu Pada siang hari, jika suhu Tinggi maka kelemababannya juga rendah. Namun, berbeda pada malam hari dimana jika suhu rendah maka kelembabannya tinggi.Pada daerah tropika basah nilai rata-rata kelembaban harian /bulanan tetap berkisar 60%, karena variasi suhu didaerah ini kecil sedangkan pada daerah sub tropik nilai rata-rat kelembaban harian /bualanannya bervariasi, karena besarnya variasi suhu, sebab adanya 4 musim.
2) Sebaran Kelembapan Nisbi menurut Tempat.
Kandungan uap air aktual tergantung ketersediaan air dan jumlah energi radiasi untuk pemanasan. Suatu wilayah yang basah dan panas, maka penguapan yang tinggi berakibat nilai RH (kelembaban) juga tinggi serta kelembaban mutlak juga tinggi. Pada wilayah dataran tinggi/pengunungan, nilai kelembabannya yang besar umumnya disebabkan Nilai suhunya yang rendah.
Secara makro Nilai kelembaban yang tinggi pada suatu daerah dengan pusat tekanan udara rendah hal ini berkaitan dengan naiknya masa udara atau disebut awan dan hujan.
Pada daerah dengan curah hujan yang tinggi , maka nilai nilai kelembabannya juga tinggi. Dengan pusat tekanan udara tertinggi, kelembaban akan rendah karena terkondensasi menjadi awan
3) Kelembaban Spesifik
Perbandingan antara massa uap air (mv), dengan massa udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv)q = m/(md + mv) Nisbah campuran (r) (mixing ratio), massa uap air dibandingkan dengan massa udara kering r = mv/md
3.    Defisit Tekanan Uap Air (vpd)
4.    Selisih antara kapasitas jenuh (es)dan kandungan uap air aktual (ea). Dimana semakin tinggi nilai vpd maka udara semakin kering.
vpd = es- ea
5. Suhu Titik Embun (td)
Suhu pada saat nilai ea (kandungan uap air aktual) sama dengan nilai es (kapasitas jenuh) akibat penurunan es yang dipengaruhi oleh penurunan suhu sehingga bila suhu turun maka es akan menurun dan nilai RHnya tinggi. Hal ini menunjukkan pada saat ea=es maka nilai kelembabanya adalah 100, penurunan suhu terus turun sehingga menyebabkan terjadinya kondensasi membentuk air. Kondensasi atau pengembunan terjadi pagi hari dan didasar awan (lapse rate).

E.  Pengertian Angin

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali yang biasa di sebut dengan konveksi.
Angin mempunyai arah dan kecepatan yang ditentukan oleh adanya perbedaan tekanan udara permukaan bumi. Angin bertiup dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah dan tegak lurus atas garis isobar. Semakin besar perbedaan tekanan udara semakin besar kecepatan angin. Dan semakin besar kecepatan angin maka akan berdampak buruk pada kelangsungan pertumbuhan pohon.

F.   Pengaruh Angin Terhadap Pertumbuhan Pohon

Angin secara tidak langsung mempunyai efek penting pada produksi pertumbuhna pohon. Energi angin merupakan perantara dalam penyebaran tepung sari pada penyerbukan alamiah, tetapi angin juda dapat menyebarkan benih rumput liar dan melakukan penyerbuka silang yang tidak diinginkan. Angin yang terlalu kencang juga akan menggangu penyerbukan oleh serangga Angin dapat membantu dalam menyediakan karbon dioksida yang membantu pertumbuhan tanaman, selain itu juga mempengaruhi suhu dan kelembaban tanah. Namun pada saat musim kemarau di beberapa daerah di Indonesia bertiup angan fohn yang dapat merusak karena bersifat kering dan panas. Pada siang hari didaerah sekitar pantai, angin laut dapat menyebabkan masalah karena angin ini membawa butiran garam yang dapat merusak daun.
Angin dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama dan penyakit yang akan sangat merugikan.
a.    Keuntungan angin terhadap pertumbuhan pohon
• Mengatur penguapan dan temperatur
• membantu pernyerbukan bersilang
• Membawa uap air sehingga uap panas jadi sejuk.
• Membawa gas-gas yang dibutuhkan pohon
b. Kerugian angin terhadap pohon
• Pohon terbakar karena angin
• Penyerbukan karena angin, bijinya tidak murni sehingga pohon perlu diisolasi
• Dapat menyebarluaskan gulma
• Angin yang kencang dapat merobohkan pohon
Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk  lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin  kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih dan akan menimbulkan penyerbukan silang.
Dari segi kerugiannya, angin yang kencang  dapat menimbulkan bahaya dalam Penyerbukan, karena angin  bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman perlu diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan  hama penyakit seperti perkembangan jamur.
Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca yang sangat lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan patogen cenderung akan meluas bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa patogen dipencarkan oleh angin. Dari hasil penelitian Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran konidium pada satu musim tanam tembakau di Jember didukung oleh peningkatan kecepatan angin dan penurunan kelembaban udara. Pada bulan kering maupun bulan lembab peningkatan kecepatan angin yang diikuti dengan menurunnya kelembaban udara akan mendukung pemencaran konidium. Berdasarkan data aktual untuk memencarkan konidium hanya memerlukan kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25ºC.
Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan jumlah luka pada tanaman inang dan dapat pula mempercepat pengeringan permukaan tanaman yang basah. Penyebaran penyakit yang sangat cepat dimungkinkan karena adanya angin baik secara langsung atau tidak langsung melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena hembusan keras angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau melalui pasir yang diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi.
Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin karena jamur membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang tidak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada umumnya terdapat dalam lapisan udara di dekat tanah, di lapisan udara yang paling tingginya ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada kenyataannya penyakit tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan sering sangat pendek. Pada umumnya spora akan mati karena kekeringan dan sinar matahari pada waktu disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu mengendap tidak tepat jatuh pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin cepat anginnya maka spora yang akan tersebar pun akan semakin jauh keberadaannya.
 Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan lingkungan karena adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu menghindari adanya pengaruh yang tidak dikehendaki misalnya penanaman tanaman sejenis agar tidak terjadi penyerbukan silang. Namun jika permasalahan penyebaran patogen maka usaha yang dapat dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin agar mengurangi jumlah patogen yang dapat disebarkan oleh angin. Selain itu dapat pula menggunakan tanaman pematah angin agar laju dan arah angin dapat sedikit dikendalikan seperti menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi pohon pelindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan angin. Dengan adanya pematah angin maka laju dan arah angin menuju pertanaman dapat sedikit ditekan sehingga penyebaran patogen akan lebih kecil.
Usaha untuk membuat pohon-pohon hutan tahan terhadap angin dapat dilakukan dengan pengaturan penjarangan. Mempercepat penjarangan yang keras dan secara bertahap membiasakan pohon untuk menghadapi angin (karena perubahan fisiologi pohon) akan dapat membuat hutan lebih tahan dalam menghadapi angin. Tebang pilih terutama yang berbentuk jalur-jalur banyak memberikan keuntungan dalam menghadapi angin. Mengingat pohon-pohon tua akan lebih menderita daripada yang muda di dalam menghadapi angin, maka sering daur tebang hutan dipendekkan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Tanah adalah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam siklus pangan. Susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat digolongkan pada liat, debu, pasir dan kerikil. Kelembaban adalah  Jumlah uap air yang terkandung di udara atau bisa dikatakan kelembaban adalah faktor ekologis yang penting,mempengaruhi aktifitas organisme dan membatasi penyebarannya dengan keragaman harian, serta keragaman tegak dan mendatar. Sedangkan angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Saran

Untuk pertumbuhan tanaman atau pohon yang baik, tanah  dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal.
Bila kelembaban udara tinggi maka pertumbuhan pohon itu akan terganggu karena tidak keseimbangan antara unsur air dn cahanya sehingga pertumbuha pohon itu akan ternganggu.
Angin selain sebagai unsur cuaca juga sangat berpengaruh terhadap kondisi disekitar tanaman. Selain pengaruhnya banyak bermanfaat bagi tanaman, potensi kerugian tanaman yang disebabkan adanya angin juga besar. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan terhadap lingkungan agar fungsi angin lebih mengarah pada hal yang mendukung budidaya pertanian. Usaha pengelolaan angin di lahan pertanian memang sangat sulit. Namun usaha masih dapat dilakukan walaupun hanya berpengaruh kecil.

DAFTAR PUSTAKA

http://rikihidayathidayat.blogspot.com/2012/04/pengaruh-angin-pada-tumbuhan pohon.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 19.00 wib
ebambanenamtanahbumbu.blogspot.com/2011/03/faktor-angin-terhadap-pertumbuhan.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 19.40 wib
http://forester-untad.blogspot.com/2013/06/manfaat-angin-dan-pengaruhnya-terhadap.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 20.00 wib
http://sleepingtrees.blogspot.com/2012/06/pengaruh-faktor-lingkungan-terhadap.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 23.00 wib
http://nasih.wordpress.com/2010/11/01/faktor-penentu-pertumbuhan-tanaman/. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 19.00 wib
http://www.sumberajaran.com/2012/11/faktor-lingkungan-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 22.00 wib
http://abdulchafidh-site.blogspot.com/2012/10/kecepatan-angin.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 21.20 wib
http://rahman2811.wordpress.com/2013/05/10/pengaruh-suhu-kelembapan-pada-tanaman/. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 21.30 wib
http://goodwisdoms.blogspot.com/2010/12/apakah-hubungan-angin-dan-ketinggian.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 26 februari 2013  pukul 23.00 wib

READ MORE - PENGARUH TANAH, KELEMBABAN, ANGIN, TERHADAP PERTUMBUHAN POHON