MENIRAN
(Phyllanthus
urinaria Linn)
Klasifikasi
Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermathophyta
Sub division : Angiospermae
Class
: Dicotyledonae
Ordo
: Euphobiales
Family
: Euphorbiaceae
Genus
: Phyllanthus
Species : Phyllanthus urinaria Linn
Nama
• Daerah :
Sumatera : ba’me tano, sidukung anak,
dudukung anak, baket sikolop
Jawa : meniran, meniran merah, meniran
ijo, memeniran (Sunda)
Sulawesi : bolobungo, sidukung anak
Maluku : belalang babiji, gosau ma
dungi, gosau ma dungi roriha (Ternate)
• Asing :
Zhen zhu cao, hsieh hsia chu (Cina),
chanca piedra, quebra pedra, kilanelli
(India), child pick a back (Inggris),
stone breaker, shaterrstone, chamber
bitter, leafflower, quinine weed
(Amerika Selatan), arrebenta pedira (Brasil)
Deskripsi
Tanaman
Meniran
merupakan terna liar yang berasal dari Asia Tropik yang tersebar di sluruh
daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna
hijau kemerahan (Phyllanthus urinaria) atau
hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang.
Daun
tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur samapi bundar memanjang,
ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun
rata, panjang 1,5 cm lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau.
Pada
satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari
bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar dari atas ketiak daun.
Buah
meniran berupa buah kotak, bulat pipih,
licin, diameter 2- 2,5 mm. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna
coklat.
Syarat Tumbuh
Meniran
tumbuh di daerah dataran rendah sampai ke dataran tinggi dengan ketinggian
1.000 m di atas permukaan laut. Meniran dapat dijumpai pada hampir semua
tempat, di semak-semak, pekarangan rumah, di antara rerumputan, dan di tempat-tempat
lain.
Meniran
dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah,
terutama tanah berpasir. Meniran menyukai tempat yang lembab dan akan tumbuh
dengan subur apabila tanah kaya akan bahan organik. Meniran hijau lebih toleran
tumbuh di tanah yang miskin bahan organik dibandingkan dengan meniran merah.
Budidaya Tanaman
1.
Penyiapan
Lahan
Tanah
pada lahan yang akan digunakan sebagai tempat budidaya meniran dicangkul dengan
kedalaman 20 cm, dibersihkan dari gulma dan batu-batuan. Kemudian dibuat
bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 20
cm – 30 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan, jarak antar
bedengan 50 cm.
Di
atas bedengan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang sebanyak satu karung
untuk setiap satu meter persegi lahan.
2.
Penyiapan
Bibit
Pembibitan
meniran dilakukan agar pertumbuhannya
seragam dan resiko kematian dapat diperkecil. Media tanam yang digunakan adalah
campuran sekam dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 atau campuran sekam, pupuk
kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Bibit
meniran diperoleh dari biji yang berasal dari tanaman induk yang sudah tua.
Biji disebarkan di media tanam secara merata. Setelah satu minggu dan muncul tunas,
bibit dapat dipindahkan ke polibeg berukuran 5 x 10 cm. Pembibitan dengan menggunakan
polibeg ini dilakukan selama 3 minggu. Setelah itu bibit bisa langsung
ditanam
di lahan yang telah disiapkan.
3.
Penanaman
Bibit
dalam polibeg yang pertumbuhannya baik dapat ditanam di bedengan yang telah
disiapkan. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 20 cm. Bibit dipindahkan ke
lubang tanam dengan cara merobek salah satu sisi polibeg, bibit dipindahkan
dengan hati-hati beserta dengan tanah yang menempel pada akarnya. Tanah di
sekitar bibit dipadatkan agar
pertumbuhannya kokoh. Kemudian bibit disiram dengan air secukupnya.
4.
Pemeliharaan
Pada
awal pertumbuhan, terutama pada musim kemarau, meniran perlu disiram. Ketika
tanaman masih muda, biasanya meniran kurang mampu bersaing dengan gulma, karena
itu penyiangan perlu dilakukan agar pertumbuhannya baik. Penyiangan dapat
dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma.
Meniran
dapat tumbuh baik di berbagai keadaan tanah yang marginal. Apabila lahan banyak
mengandung humus atau pupuk kandang dan kompos, pemupukan tidak perlu
dilakukan. Apabila pertumbuhannya kurang
bagus dapat diberikan urea sebanyak 100 kg/ha pada saat penyiangan gulma.
Pertumbuhan
meniran hampir tidak pernah mengalami gangguan akibat serangan hama atau
penyakit. Apabila terdapat gangguan hama penyakit, pengendalian cukup dilakukan
dengan cara mekanis yaitu menangkap atau membuang bagian tanaman yang
terserang.
Panen
dan Pascapanen
Pemanenan dilakukan setelah tanaman
berumur 2 – 3 bulan di lahan. Ciri tanaman meniran yang siap dipanen adalah
daun tampak hijau tua hampir menguning dan buah agak keras jika dipijit. Meniran
yang telah dipanen dikeringanginkan selama beberapa jam, lalu dijemur di bawah
sinar matahari langsung atau menggunakan oven.
Pengeringan dengan sinar matahari
dilakukan selam 3 – 5 hari tergantung keadaan cuaca. Meniran yang telah
dikeringkan dikemas dalam wadah yang kedap udara agar simplisia ini tidak mudah
berjamur.
Kandungan Kimia
Meniran mengandung lignan yang terdiri
dari phyllanthine, hypophyllanthine, phyltetralin, lintretalin, nirathin,
nitretalin, nirphylline, nirurin, dan niruriside. Terpen yang terdiri dari
cymene, limonene, lupeol, dan lupeol acetate. Flavanoid terdiri dari quercetin,
quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutine, dan physetinglucoside. Lipid terdiri
dari ricinoleic acid, dotriancontanoic acid, linoleic acid, dan linolenic acid.
Benzenoid terdiri dari methylsalicilate. Alkaloid terdiri dari norsecurinine,
4-metoxy-norsecurinine, entnorsecurinina, nirurine, phyllantin, dan
phyllochrysine. Steroid berupa beta-sitosterol. Alcanes berupa triacontanal dan
triacontanol. Komponen lain berupa tannin, vitamin C dan vitamin K.
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Efek fermakologis dari herba ini adalah
antioksidan, antikarsinogen, pereda demam (antipiretik), antiradang,
membersihkan hati, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, peluruh haid,
menerangkan penglihatan, dan penambah nafsu makan.
Beberapa penelitian yang telah
dilakukan untuk menguji khasiat meniran yaitu :
•
Pemberian infuse meniran hijau
10% dan 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan kontrol
(Lucky Puspita dewi, 1995, FF UBAYA)
•
Ekstrak herba meniran dengan
konsentrasi 11,70 mg/ml, 23,40 mg/ml, dan 46,80 mg/ml mempunyai daya
antibakteri terhadap kuman S. aureus dan
V.cholera. Efek antibakteri ini disebabkan ekstrak herba meniran mengandung resin
atau damar, tannin dan alkaloid. Peningkatan kepekatan ekstrak herba meniran
mempengaruhi diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman. Semakin besar
konsentrasinya maka semakin besar pula diameter yang dihasilkan (Indah
Wulandari, 1995, JB FMIPA UNAIR).
•
Pemberian meniran dalam bentuk
suspensi dengan dosis 45 mg/kg.bb, 90 mg/kg.bb, dan 180 mg/kg.bb secara per
oral dapat berkhasiat sebagai antihepatotoksik pada tikus putih (Giguk Tri
Harianto, 1995, FF UNAIR).
•
Infus herba meniran pada kadar
50% menunjukkan efek yang jelas untuk penghancuran batu kandung kemih buatan
pada tikus putih. Pemerikasaan secara kualitatif dengan mengidentifikasi
komponen senyawa-senyawa penyusun batu kandung kemih buatan pada tikus pu’tih
didapatkan kalsium, oksalat, magnesium dan fosfat (Fenty Roza, 1996, FF UP).
Khasiat dan Cara Pemakaian
1. Batu saluran kencing
Bahan : Meniran segar 30 g, daun sendok
segar 30 g, daun tempuyung segar 30 g
Pemakaian :
Semua bahan dicuci bersih, kemudian
direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring dan
air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari (Dalimartha,
2005).
2. Susah kencing disertai sakit perut atau
pinggang
Bahan
: Meniran segar 7 tanaman
Pemakaian
:
Meniran
segar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring dan
diminum, sehari 3 kali masing-masing ⅓ gelas (Wijayakusuma, 1994)
3. Pembengkakan kelenjar prostat
Bahan : Meniran segar
2 tanaman, akar alang-alang 7 jengkal, daun kumis kucing ½ genggam, adas ½ sendok teh
Pemakaian :
Semua
bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas.
Setelah hangat, air rebusannya disaring, diminum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing
½ gelas (Kardinan dan Kusuma, 2004).
4.
Hepatitis
Bahan
: Meniran segar 30 - 60 g
Pemakaian
:
Meniran
dicuci bersih, rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring
dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan setiap hari selama 1 minggu, sehari
hanya sekali minum (Dalimartha, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Kardinan, A. dan F.R. Kusuma. 2004. Meniran Penambah Daya
Tahan Tubuh Alami. Agromedia Pustaka. Tangerang. 61 hlm.
Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasit Obat.
Rineka Cipta. Jakarta. 135 hlm.
Kurniasih, D., F. Handayani, I. Mulatsih, M.P. Astuti, M.
Leman dan Sugito. 2003. Sehat dan Bergairah Berkat Obat Tradisional. Sarana
Kinasih Satya Sejati. Jakarta. 80 hlm.
Lasmadiwati, E., M.M. Herminati dan Y.H. Indriani. 2003. Pegagan. Penebar Swadaya. Jakarta. 69
hlm.
Lubis, S. 1983. Mengenal Apotik Hidup Obat Asli Indonesia.
Bahagia. Pekalongan. 212 hlm.
Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. Penebar
Swadaya. Jakarta. 139 hlm.
Novizan. 2002. Memuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah
Lingkungan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Siswanto, Y.W. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat
Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta. 99 hlm.