PENGENDALIAN
PENYAKIT LAYU
PADA
TANAMAN CABE.
Cabai walaupun mempunyai prospek pasar yang bagus dalam
agribisnis tetapi tanaman cabe juga banyak menemui masalah kaitanya dengan
banyaknya jenis dan intensitas serangan penyakit tanaman. Penyakit layu
pada tanaman cabe merupakan penyakit yang cukup merugikan dan jika tidak
dilakukan pengendalian secara tepat dapat menyebabkan kerusakan dan
menggagalkan pertanaman.
penyakit
layu pada tanaman cabe ini secara umu ada 2 jenis yaitu layu fusarium yang
disebabkan oleh Fusarium oxysporium f.sp.capsici dan layu bakteri yang
disebabkan oleh bakteri Psudomonas solanacearum (E.F.) Sm.
a. Penyakit Layu Fusarium.
Penyebab
penyakit ini adalah cendawan Fusarium oxysporium f.sp.capsici Schlecht.
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman cabe yang ditanam pada tanah masam (ph
tanah rendah, kurang dari 6). Serangan ditandai dengan memucatnya
tulang daun sebelah atas dan diikuti menunduknya tangkai daun. Jika pada
batas antara akar dengan batang dipotong akan terlihat cicncin coklat kehitaman
diikuti busuk basah pada berkas pembuluh.
Pengendalian
penyakit layu fusarium dapat dilakukan dengan beberapa cara pengendalian antara
lain :
1. Pengapuran lahan sebelum tanam untuk meningkatkan pH tanah
dan mengurangi kemasaman tanah.
2. Pengaturan pengairan dengan baik, jangan sampai air
menggenang berlebihan pada lahan pertanaman. Jika pertanaman pada musim hujan
maka bedengan agar dibuat lebih tinggi.
3. Pencelupan bibit ke dalam air yang telah dicampur
dengan fungisida seperti Derosal 1,5 g per liter air sebelum bibit
di tanam untuk pencegahan.
4. Penyiraman dengan larutan fungisida seperti seperti Derosal
dengan takaran 1,5 gram per liter air pada saat tanaman berumur 25 – 40 hari
setelah tanam (HST).
5. Lakukan eradikasi pada tanaman terserang dengan cara
mencabut tanaman yang terserang. Usahakan jangan sampai tanahnya tercecer
dan bertebaran ke mana-mana karena dapat menulari tanaman yang sehat.
Setelah dicabut, taburi lubang bekas tanaman terserang tadi dengan kapur
secukupnya dan lubang ditutup kembali dengan tanah.
6. Untuk tanaman yang sehat yang berada di sekitar tanaman
terserang, disiram dengan larutan formalin dengan takaran 2 – 5 cc per liter
air sebanyak 200 ml per tanaman. Gunanya untuk pencegahan agar tidak
tertular oleh fusarium dari tanaman yang terserang tadi.
7. Pengendalian yang lain adalah secara teknis budidaya dengan
pergiliran tanaman lain selain tanaman dari famili Solancea (terung-terungan).
Jika sebelumnya lahan pernah ditanami cabe atau tanaman lain yang masih satu
famili, lebih baik cari lahan yang lain.
b. Penyakit Layu Bakteri.
Penyakit
layu bakteri ini biasanya menyerang tanaman cabe yang ditanam di dataran rendah
dibandingkan di dataran tinggi. Gejala serangan yang kelihatan adalah
layu pada beberapa daun muda dan atau menguningnya daun tua sebelah
bawah. Gejala lain yang terlihat adalah berkas pembuluh pengangkut yang
berwarna cokelat tua dan membusuk setelah batang, cabang atau pangkal batangnya
kita belah.
Namun
jangan sampai kita salah identifikasi terhadap layu bakteri ini, sebab gejala
seranganya hampir-hampir mirip dengan gejala serangan layu fusarium.
Untuk membedakanya secara mudah, siapkan air putih dalam sebuah gelas. Kemudian
potong cabang atau batang tanaman cabe yang terserang layu tadi dan dijepit
dengan pisau dan dicelupkan ke dalam air putih tadi. Perhatikan jika dari
potongan cabang atau batang tadi keluar exudat berwarna putih seperti asap,
dapat dipastikan tanaman tadi terserang bakteri Pseudomonas bukan layu
karena serangan Fusarium. Jika tidak keluar eksudat putih berarti tanaman
terserang oleh penyakit layu fusarium.
Pengendalian :
Pengendalian
penyakit layu bakteri ini dapat dilakukan dengan beberapa cara pengendalian
yang kompatibel antara lain :
1.
Pengaturan irigasi dengan
baik,jjangan sampai lahan pertanaman tergenang air berlebihan. Segera
buang air yang berlebihan dengan sistem drainase yang baik.
2.
Pencelupan bibit dengan larutan
bakterisida seperti Agrimycin dengan takaran 1,2 gram per liter air atau
dengan Agrept dengan takaran 2 gram per liter air untuk pencegahan serangan
layu bakteri.
3.
Penyemprotan atau penyiraman dengan
bakterisida pada saat tanaman berumur 25 hari setelah tanam (HST) dan
diulangi 1 – 2 kali penyemprotan dengan interval 10 hari sekali.
4.
Untuk penanganan tanaman yang
terserang dapat dilakukan seperti halnya pada tanaman yang terserang layu
fusarium di atas.
5.
pengendalian yang lain dengan
pergiliran tanaman yang bukan sefamili untuk menghindari penularan patogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.