teks

SELAMAT DATANG DI BLOG BPP KECAMATAN TIRISblink>

Selasa, 06 Agustus 2013

TAPAK DARA


Tapak Dara (Catharanthus roseus L. G. Don)









Tanaman yang termasuk dalam famili Apocynaceae ini merupakan jenis tumbuhan dengan berbagai kandungan kimia. Menurut Ir. Winarto, ahli tanaman obat dari Kebun Obat Karyasari, terdapat lebih dari 70 macam alkaloid pada seluruh bagian tanaman tapak dara. Bahkan di dalam tanaman tapak dara pun terdapat alkaloid antikanker, yaitu komponen aktif vinblastine dan leurocristine (vincristine).

Hanya saja, dijelaskan oleh Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman Sringanis, Bogor, tapak dara sedikit bersifat toksik. Makanya, penggunaan untuk ramuan obat harus dibatasi. "Dosisnya cukup lima bunga atau lima lembar daun," ungkap Endah. Semua bagian tanaman tapak dara bisa digunakan untuk membuat ramuan obat. Jenis bunga yang biasa digunakan adalah bunga putih karena sifatnya yang lebih dingin atau yin.

Tapak dara yang berbunga merah jarang dimanfaatkan. Namun, bunga merahnya biasa digunakan untuk menghentikan perdarahan. Inilah beberapa ramuan tapak dara menurut Ir. Winarto dan Endah Lasmadiwati, yang berkhasiat mengatasi beberapa penyakit.
·         Obat Diabetes
Lima lembar daun tapak dara diseduh dengan satu gelas air mendidih. Diamkan hingga dingin. Kemudian minum.
·         Obat Hipertensi
Daun tapak dara kering sebanyak 6-15 gram direbus. Setelah dingin, minum.
·         Obat Leukemia
Rebus lima gelas air dengan 15 gram tanaman tapak dara yang telah dicuci bersih di api kecil hingga tersisa 1-2 gelas. Setelah dingin, saring ramuan dan minum beberapa kali hingga habis dalam satu hari.
·         Obat Luka baru
Lima lembar daun tapak dara ditumbuk hingga halus. Tempelkan pada luka baru.
·         Obat Bisul atau Bengkak
Tumbuk hingga halus satu genggam daun tapak dara. Tempelkan pada bagian yang bengkak atau bisul.
 
READ MORE - TAPAK DARA

MENIRAN



MENIRAN
(Phyllanthus urinaria Linn)






Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio  : Spermathophyta
Sub division : Angiospermae
Class  : Dicotyledonae
Ordo  : Euphobiales
Family  : Euphorbiaceae
Genus  : Phyllanthus
Species : Phyllanthus urinaria Linn

Nama
 Daerah :
Sumatera : ba’me tano, sidukung anak, dudukung anak, baket sikolop
Jawa : meniran, meniran merah, meniran ijo, memeniran (Sunda) 
Sulawesi : bolobungo, sidukung anak
Maluku : belalang babiji, gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha (Ternate)
  Asing : 
Zhen zhu cao, hsieh hsia chu (Cina), chanca piedra, quebra pedra, kilanelli
(India), child pick a back (Inggris), stone breaker, shaterrstone, chamber
bitter, leafflower, quinine weed (Amerika Selatan), arrebenta pedira (Brasil)   
Deskripsi Tanaman
Meniran merupakan terna liar yang berasal dari Asia Tropik yang tersebar di sluruh daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna hijau kemerahan (Phyllanthus urinaria) atau  hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang. 
Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur samapi bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata, panjang 1,5 cm lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau.
Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar dari atas ketiak daun.
Buah meniran berupa buah kotak, bulat  pipih, licin, diameter 2- 2,5 mm. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna coklat.
Syarat Tumbuh
Meniran tumbuh di daerah dataran rendah sampai ke dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Meniran dapat dijumpai pada hampir semua tempat, di semak-semak, pekarangan rumah, di antara rerumputan, dan di tempat-tempat lain.
Meniran dapat tumbuh pada berbagai  jenis tanah, terutama tanah berpasir. Meniran menyukai tempat yang lembab dan akan tumbuh dengan subur apabila tanah kaya akan bahan organik. Meniran hijau lebih toleran tumbuh di tanah yang miskin bahan organik dibandingkan dengan meniran merah.
Budidaya Tanaman
1.    Penyiapan Lahan

Tanah pada lahan yang akan digunakan sebagai tempat budidaya meniran dicangkul dengan kedalaman 20 cm, dibersihkan dari gulma dan batu-batuan. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar  1 m dan tinggi 20 cm – 30 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan, jarak antar bedengan 50 cm. 
Di atas bedengan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang sebanyak satu karung untuk setiap satu meter persegi lahan.

2.    Penyiapan Bibit

Pembibitan meniran dilakukan agar  pertumbuhannya seragam dan resiko kematian dapat diperkecil. Media tanam yang digunakan adalah campuran sekam dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 atau campuran sekam, pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Bibit meniran diperoleh dari biji yang berasal dari tanaman induk yang sudah tua. Biji disebarkan di media tanam secara merata. Setelah satu minggu dan muncul tunas, bibit dapat dipindahkan ke polibeg berukuran 5 x 10 cm. Pembibitan dengan menggunakan polibeg ini dilakukan selama 3 minggu. Setelah itu bibit bisa langsung
ditanam di lahan yang telah disiapkan.

3.    Penanaman

Bibit dalam polibeg yang pertumbuhannya baik dapat ditanam di bedengan yang telah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 20 cm. Bibit dipindahkan ke lubang tanam dengan cara merobek salah satu sisi polibeg, bibit dipindahkan dengan hati-hati beserta dengan tanah yang menempel pada akarnya. Tanah di sekitar bibit dipadatkan  agar pertumbuhannya kokoh. Kemudian bibit disiram dengan air secukupnya.

4.    Pemeliharaan

Pada awal pertumbuhan, terutama pada musim kemarau, meniran perlu disiram. Ketika tanaman masih muda, biasanya meniran kurang mampu bersaing dengan gulma, karena itu penyiangan perlu dilakukan agar pertumbuhannya baik. Penyiangan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma. 
Meniran dapat tumbuh baik di berbagai keadaan tanah yang marginal. Apabila lahan banyak mengandung humus atau pupuk kandang dan kompos, pemupukan tidak perlu dilakukan. Apabila pertumbuhannya  kurang bagus dapat diberikan urea sebanyak 100 kg/ha pada saat penyiangan gulma.
Pertumbuhan meniran hampir tidak pernah mengalami gangguan akibat serangan hama atau penyakit. Apabila terdapat gangguan hama penyakit, pengendalian cukup dilakukan dengan cara mekanis yaitu menangkap atau membuang bagian tanaman yang terserang.

Panen dan Pascapanen

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 2 – 3 bulan di lahan. Ciri tanaman meniran yang siap dipanen adalah daun tampak hijau tua hampir menguning dan buah agak keras jika dipijit. Meniran yang telah dipanen dikeringanginkan selama beberapa jam, lalu dijemur di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan oven.
Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan selam 3 – 5 hari tergantung keadaan cuaca. Meniran yang telah dikeringkan dikemas dalam wadah yang kedap udara agar simplisia ini tidak mudah berjamur.

Kandungan Kimia

Meniran mengandung lignan yang terdiri dari phyllanthine, hypophyllanthine, phyltetralin, lintretalin, nirathin, nitretalin, nirphylline, nirurin, dan niruriside. Terpen yang terdiri dari cymene, limonene, lupeol, dan lupeol acetate. Flavanoid terdiri dari quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutine, dan physetinglucoside. Lipid terdiri dari ricinoleic acid, dotriancontanoic acid, linoleic acid, dan linolenic acid. Benzenoid terdiri dari methylsalicilate. Alkaloid terdiri dari norsecurinine, 4-metoxy-norsecurinine, entnorsecurinina, nirurine, phyllantin, dan phyllochrysine. Steroid berupa beta-sitosterol. Alcanes berupa triacontanal dan triacontanol. Komponen lain berupa tannin, vitamin C dan vitamin K.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

Efek fermakologis dari herba ini adalah antioksidan, antikarsinogen, pereda demam (antipiretik), antiradang, membersihkan hati, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, peluruh haid, menerangkan penglihatan, dan penambah nafsu makan.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji khasiat meniran yaitu :

      Pemberian infuse meniran hijau 10% dan 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan kontrol (Lucky Puspita dewi, 1995, FF UBAYA)
      Ekstrak herba meniran dengan konsentrasi 11,70 mg/ml, 23,40 mg/ml, dan 46,80 mg/ml mempunyai daya antibakteri terhadap kuman  S. aureus dan V.cholera. Efek antibakteri ini disebabkan ekstrak herba meniran mengandung resin atau damar, tannin dan alkaloid. Peningkatan kepekatan ekstrak herba meniran mempengaruhi diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman. Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula diameter yang dihasilkan (Indah Wulandari, 1995, JB FMIPA UNAIR).
      Pemberian meniran dalam bentuk suspensi dengan dosis 45 mg/kg.bb, 90 mg/kg.bb, dan 180 mg/kg.bb secara per oral dapat berkhasiat sebagai antihepatotoksik pada tikus putih (Giguk Tri Harianto, 1995, FF UNAIR).
      Infus herba meniran pada kadar 50% menunjukkan efek yang jelas untuk penghancuran batu kandung kemih buatan pada tikus putih. Pemerikasaan secara kualitatif dengan mengidentifikasi komponen senyawa-senyawa penyusun batu kandung kemih buatan pada tikus pu’tih didapatkan kalsium, oksalat, magnesium dan fosfat (Fenty Roza, 1996, FF UP).

Khasiat dan Cara Pemakaian

1.    Batu saluran kencing

Bahan : Meniran segar 30 g, daun sendok segar 30 g, daun tempuyung segar 30 g

Pemakaian : 
Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari (Dalimartha, 2005).

2.    Susah kencing disertai sakit perut atau pinggang
Bahan : Meniran segar 7 tanaman
Pemakaian :
Meniran segar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring dan diminum, sehari 3 kali masing-masing ⅓ gelas (Wijayakusuma, 1994)
3.    Pembengkakan kelenjar prostat
Bahan  : Meniran segar 2 tanaman, akar alang-alang 7 jengkal, daun kumis kucing   ½ genggam, adas  ½ sendok teh
Pemakaian : 
Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Setelah hangat, air rebusannya disaring, diminum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing ½ gelas  (Kardinan dan Kusuma, 2004).
4.  Hepatitis
Bahan : Meniran segar 30 - 60 g
Pemakaian : 
Meniran dicuci bersih, rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan setiap hari selama 1 minggu, sehari hanya sekali minum (Dalimartha, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Kardinan, A. dan F.R. Kusuma. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Agromedia Pustaka. Tangerang. 61 hlm.
Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasit Obat. Rineka Cipta. Jakarta. 135 hlm.
Kurniasih, D., F. Handayani, I. Mulatsih, M.P. Astuti, M. Leman dan Sugito. 2003. Sehat dan Bergairah Berkat Obat Tradisional. Sarana Kinasih Satya Sejati. Jakarta. 80 hlm.
Lasmadiwati, E., M.M. Herminati dan Y.H. Indriani.  2003. Pegagan. Penebar Swadaya. Jakarta. 69 hlm.
Lubis, S. 1983. Mengenal Apotik Hidup Obat Asli Indonesia. Bahagia. Pekalongan. 212 hlm.
Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. Penebar Swadaya. Jakarta. 139 hlm.
Novizan. 2002. Memuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Siswanto, Y.W. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta. 99 hlm.

READ MORE - MENIRAN