By : Anang Budi Prasetyo,SP
Perubahan
sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial
dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu
selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat
itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-faktor
penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses
suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian
memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, tolerasi terhadap
perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang
lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum
yang bersifat formal.
Perubahan
itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih luas lagi, mengenai
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan,
strukturstruktur, organisasi, lembaga-lembaga, lapisan-lapisan masyarakat,
relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu sendiri. Juga perihal
kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan teknologi dan seterusnya.
Ahli-ahli
sosiologi dan antropologi telah banyak membicarakannya. William F. Ogburn
berpendapat, ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan,
baik yang material ataupun yang bukan material. Unsur-unsur material itu
berpengaruh besar atas bukan-material. Kingsley Davis berpendapat bahwa
perubahan sosial ialah perubahan dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya,
dengan timbulnya organisasi buruh dalama masyarakat kapitalis, terjadi
perubahan-perubahan hubungan antara buruh dengan majikan, selanjutnya
perubahan-perubahan organisasi ekonomi dan politik2. Mac Iver mengartikan
perubahan sosial sebagai perubahan hubungan-hubungan sosial atau perubahan
keseimbangan hubungan sosial. Gillin dan Gillin memandang perubahan sosial
sebagai penyimpangan cara hidup yang telah diterima, disebabkan baik oleh
perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
ataupun karena terjadinya digusi atau penemuan baru dalam masyarakat.
Selanjutnya Samuel Koeing mengartikan perubahan sosial sebagai modifikasi yang
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia, disebabkan oleh perkara-perkara
intren atau ekstern3.
Akhirnya
dikutip definisi Selo
Soemardjan yang akan dijadikan pegangan
dalam pembicaraan selanjutnya. “Perubahan –perubahan sosial adalah segala
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuka didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola per-kelakukan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat”. Definisi ini menekankan perubahan lembaga sosial, yang selanjutnya mempengaruhi segi-segilain struktur masyarakat. Lembaga sosial ialah unsur yang mengatur pergaulan hidup untuk mencapai tata tertib melalui norma.
dalam pembicaraan selanjutnya. “Perubahan –perubahan sosial adalah segala
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuka didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola per-kelakukan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat”. Definisi ini menekankan perubahan lembaga sosial, yang selanjutnya mempengaruhi segi-segilain struktur masyarakat. Lembaga sosial ialah unsur yang mengatur pergaulan hidup untuk mencapai tata tertib melalui norma.
Ada
pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu respons
ataupun jawaban dialami terhadap perubahan-perubahan tiga unsur utama :
1.
Faktor alam
2.
Faktor teknologi
3.
Faktor kebudayaan
Kalau
ada perubahan daripada salah satu faktor tadi, ataupun kombinasi dua
diantaranya, atau bersama-sama, maka terjadilah perubahan sosial. Faktor alam
apabila yang dimaksudkan adalah perubahan jasmaniah, kurang sekali menentukan
perubahan sosial. Hubungan korelatif antara perubahan slam dan perubahan sosial
atau masyarakat tidak begitu kelihatan, karena jarang sekali alam mengalami
perubahan yang menentukan, kalaupun ada maka prosesnya itu adalah lambat.
Dengan demikian masyarakat jauh lebih cepat berubahnya daripada perubahan alam.
Praktis tak ada hubungan langsung antara kedua perubahan tersebut. Tetapi kalau
faktor alam ini diartikan juga faktor biologis, hubungan itu bisa di lihat
nyata. Misalnya saja pertambahan penduduk yang demikian pesat, yang mengubah
dan memerlukan pola relasi ataupun sistem komunikasi lain yang baru. Dalam
masyarakat modern, faktor teknologi dapat mengubah sistem komunikasi ataupun
relasi sosial. Apalagi teknologi komunikasi yang demikian pesat majunya sudah
pasti sangat menentukan dalam perubahan sosial itu.
Perubahan
kebudayaan seperti telah di sebut di atas, dapat menimbulkan perubahan sosial,
meskipun tidak merupakan suatu keharusan. Kebudayaan itu berakumulasi. Sebab
kebudayaan berkembang, makin bertambah secara berangsur-angsur,. Selalu ada
yang baru, di tambahkan kepada yang telah ada. Jadi bukan menghilangkan yang
lama, tetapi dalam perkembangannya dengan selalu adanya penemuanpenemuan
baru dalam berbagai bidang (invention), akan selalu menambah yang lama dengan
yang baru. Dan seiring dengan pertambahan unsur-unsur kebudayaan tersebut, maka
berubah pula kehidupan sosial-ekonomi ataupun kebudayaan itu sendiri. Paham
determinisme, memberi pandangan yang deterministik menganggap hanya ada satu
faktor yang paling menentukan perubahan sosial. Terhadap paham determinis ini
dapat diadakan penggolongan besar menjadi dua. Pertama yang menganggap bahwa
faktor yang paling menentukan tadi bersifat sosial, sedangkan yang kedua
bersifat non-social. Untuk contoh golongan yang pertama, dapatlah di kemukakan
misalnya pendapat Karl Marx
dalam bidang ekonomi. la salah seorang tokoh yang terkenal dengan pendapat,
bahwa perkembangan suatu masyarakat dapat dikatakan di tentukan seluruhnya oleh
struktur atau perubahanperubahan struktur ekonomi masyarakat tersebut. Keadaan
demikian dapat dikatakan sebagai suatu determinisme ekonomi. Contoh golongan
kedua, misalnya adanya pandangan bahwa iklimlah yang paling berpengaruh
terhadap perubahan sosial. Contoh lain adalah McLuhan yang menganggap bahwa inovasi-inovasi
dalam bidang teknologilah yang lebih banyak pengaruhnya terhadap perkembangan
di dalam masyarakat. McLuhan memilih teknologi informasi sebagai teknologi yang
terpenting, yang paling mampu menyebabkan perubahan di dalam masyarakat. Jika
teknologi atau cara-cara berkomunikasi masyarakat banyak mengalami perubahan,
maka sudah pasti pula akan terjadi perubahan-perubahan sosial. McLuhan lebih
maju satu Iangkah lagi dengan hipotesisnya yaitu “Societies have been shaped
more by the nature of the media by which men communicate than by the content of
the communication”. (Masyarakat lebih banyak terbentuk oleh sifat-sifat alamiah
dari media yang dipakai untuk berkomunikasi, daripada siaran atau isi berita
itu sendiri) “The media is the message” adalah perumusan McLuhan yang terkenal.
Salah satu alasan McLuhan adalah karena media yang baru tidak saja hanya
menyebabkan ‘perubahan dalam kesanggupan manusia menggunakan’pence inderanya.
Dalam keseluruhannya, baik yang bersifat sosial maupun yang non-sosial, kaum
determines ini menganggap manusia itu hanya responsif belaka, reaktif saja.
Padahal, manusia juga aktif membuat aksi agar pihak lain bereaksi. Juga dalam
hal perubahan kebudayaan, manusia dengan pendangan hidupnya dan tingkahlakunya
bukan saja merupakan suatu hasil dari pengaruh budaya, tetapi manusia sendiri
menghasilkan dan menciptakan kebudayaan. Itulah sebabnya perubahan kebudayaan
tidak boleh di pisahpisahkan dari para individu ataupun masyarakat pendukung
kebudayaan itu. Unsur-unsur kebudayaan jangan dijadikan suatu kesatuan atau
unit-unit yang berdiri sendiri lepas dari manusia.
Proses
Perubahan Sosial
Proses
perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan :
(1)
invensi yaitu proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan,
(2)
difusi, ialah proses di mans ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam Sistem
sosial, dan (3) konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem
social sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi
jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunysi akibat. Karena itu
perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.
Macam-macam
Perubahan Sosial
Salah
satu cara yang berguna dalam meninjau perubahan sosial ialah
dengan memperhatikan darimana sumber terjadinya perubahan itu. Jika sumber
perubahan itu dari dalam sistem sosial itu sendiri, dinamakannya perubahan
imanen. Jika sumber ide baru itu berasal dari luar sistem social, yang demikian
itu disebut Perubahan kontak.Perubahan imanen terjadi jika anggota sistem sosial
menciptakan dan mengembangkan ide baru dengan sedikit atau tanpa pengaruh sama
sekali dari pihak luar dan kemudian ide baru itu menyebar ke seluruh sistem
sosial. Seorang petani di Iowa menemukan alat sederhana untuk pengumpil jagung.
Penemuan itu memudahkan pekerjaan dan tidak banyak memakan waktu. Dalam waktu
singkat banyak tetangga penemu itu yang menggunakan alat tersebut. Dengan
demikian perubahan imanen adalah suatu gejala “dari dalam sistem” Perubahan
kontak terjadi jika sumber dari luar sistem sosial memperkenalkan ide baru.
Perubahan kontak adalah gejala “antar sistem”. Ada dua macam perubahan kontak,
yaitu perubahan selektif dan perubahan kontak terarah. Perbedaan perubahan ini
tergantung dart mana kita mengamati datangnya kebutuhan untuk berubah itu, dari
dalamkah atau dari luar sistem sosial.
Perubahan
individual dan perubahan sistem.
Kita
telah membahas perubahan sosial dari sudut datangnya inovasi. Sudut tinjauan
lainnya bisa dilakukan dengan melihat perubahan itu dan unit pengadopsi atau
yang menerima ide-ide baru itu. Dalam hal ini ada dua macam yaitu perubahan
individual dan perubahan sistem- sosial.
Banyak perubahan yang terjadi pada level individual, dimana seseorang bertindak sebagai individu yang menerima atau menolak inovasi. Perubahan pada level ini disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain difusi, adopsi, modernisasi, akulturasi, belajar atau sosialisasi. Kami menggunakan istilah perubahan mikro untuk menyebut perubahan yang demikian ini karena ia memfokuskan, perhatian pada perilaku perubahan individual.
Perubahan juga terjadi pada level sistem social. Ada berbagai istilah yang dipakai untuk perubahan macam ini, misalnya pembangunan, sosialisasi , integrasi atau adaptasi. Disini perhatian kita terarah pada level sistem sosial, karena itu kami pergunakan istilah perubahan makro.
Banyak perubahan yang terjadi pada level individual, dimana seseorang bertindak sebagai individu yang menerima atau menolak inovasi. Perubahan pada level ini disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain difusi, adopsi, modernisasi, akulturasi, belajar atau sosialisasi. Kami menggunakan istilah perubahan mikro untuk menyebut perubahan yang demikian ini karena ia memfokuskan, perhatian pada perilaku perubahan individual.
Perubahan juga terjadi pada level sistem social. Ada berbagai istilah yang dipakai untuk perubahan macam ini, misalnya pembangunan, sosialisasi , integrasi atau adaptasi. Disini perhatian kita terarah pada level sistem sosial, karena itu kami pergunakan istilah perubahan makro.
Tentu
saja perubahan pada kedua level itu berhubungan erat. Jika kita menganggap
sekolah sebagai suatu sistem sosial, make pengadopsian suatu metode mengajar
baru yang dilakukan oleh sekolah tersebut akan membawa kita pada proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para guru sebagai pribadi untuk
mengubah-metode mengajar mereka. Sama halnya, perubahan pada sebagian besar
individu dalam system
Gumgum
Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom sosial akan
mengaklbatkan pula perubahan pada sistem. itu sendiri. Keputusan para petani
untuk mengadopsi varietas kopi yang lebih unggul mungkin akan me nyebabkan
perubahan pada perimbangan perdagangan negara-negara di dunia internasional.
Dibalik semua itu, barangkali semua analisa perubahan sosial harus memusatkan
perhatiannya terutama pada proses komunikasi. Nyatanya semua penjelasan
mengenai perilaku manusia berpangkal pada penyelidikan Mengenai bagaimana
orang-orang itu memperoleh dan merubah ide-idenya melalui komunikasi dengan
orang lain. Proses belajar, proses difusi dan proses perubahan pada dasarnya
merupakan proses pengkomunikasian gagasan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.