PAKET TEKNOLOGI
USAHATANI PADI
Oleh
Anang Budi Prasetyo,SP
Luas areal padi
sawah setiap tahun di Jawa
Timur mencapai 1,62 juta ha
berupa padi sawah dan padi
gogo. Areal padi sawah irigasi
maupun tadah hujan seluas 1,52
juta ha/tahun. Tingkat produktivitas
padi antar hamparan maupun antar
petani di Jawa Timur masih sangat
beragam, dengan kisaran hasil antara 3,5 ton hingga 9 ton/ha GKP. Adanya kesenjangan tingkat produksi
yang cukup tinggi tersebut, mengisyaratkan adanya peluang untuk meningkatkan produksi
padi di Jawa Timur dengan
menerapkan teknologi spesifik
lokasi sesuai dengan agroekologi setempat.
VARIETAS DAN KEBUTUHAN BENIN
Pergiliran varietas harus dilaksanakan guna memperpanjang sifat ketahanan suatu varietas
atas serangan hama dan penyakit
tertentu. Hama dan penyakit utama
seperti wereng coklat,
virus tungro, bakteri hawar daun
atau kresek ( Xanthomonas capetris
sp ) dan bias ( Pyricularia oryzae) dikendalikan dengan penerapan
pergiliran varietas. Beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan
dalam memilih varietas di wilayah hamparan tertentu :
1. Varietas umur sedang 120 hari - 130 hari, agar tidak mengganggu pola tanam.
2. Benih bermutu baik dengan daya tumbuh > 90"/>, campuran varietas lain (cvl)
kurang dari 1%. Benih berasal dari produsen yang dapat dipercaya.
3. Kebutuhan benih 30 - 35 kg/ha untuk cara pindah dan jajar legowo 35 - 40 kg/ha.
4. Di daerah endemis serangan penyakit tungro dapat dipilih varietas Memberamo,
IR-66, dan IR-74.
5. Di daerah endemis serangan wereng coklat dapat dipilih varietas : Memberamo, Digul, Barumun,
Way Apo Buru, Widas dan Ketonggo (ketan).
6. Di
daerah endemis
penyakit hawar
daun bakteri
dianjurkan menggunakan varietas : Way Apo Buru, Krueng Aceh, Memberamo, Cilosari, Cibodas, Maros
dan Widas.
7. Memberamo lebih sesuai ditanam pada musim hujan II (MH II) atau musim gadu
(MK I). Bila terpaksa ditanam pada musim hujan, dosis N yang dianjurkan
adalah
200 kg Urea dengan pengairan berkala atau terputus-putus.
8. Untuk daerah yang tidak terjadi masalah serangan hama dan penyakit
varietas
yang dipilih : IR-64, Way Apo Buru dan Widas pada MH, pada MK71 varietas
Memberamo, Widas/Way Apo Buru.
9. Sawah tadah hujan dapat ditanam varietas Grata, Way Rarem, Towuti, IR-64 dan IR-36.
PESEMAIAN DAN BIBIT
Yang harus diperhatikan
dalam membuat pesemaian agar diperoleh
bibit yang sehat/kuat antara lain yaitu:
1. Untuk setiap 1 hektar pertanaman
padi, area pesemaian yang disiapkan seluas
5% (1/20-nya).
2. Pesemaian
dibuat pada
area yang
mudah di
airi, dan
tidak di area bekas serangan
tungro dan penggerek batang.
3. Hindarkan pembuatan pesemaian dekat lampu agar tidak menarik hama wereng
dan penggerek batang.
4. Benih di rendam selama 24 jam dan diperam selama 24 jam.
5. Untuk daerah endemis serangan wereng coklat, benih sebaiknya
diperlakukan dengan cara dicampur dulu dengan insektisida fipronil sebelum disemaikan.
6. Pemupukan pesemaian dengan 10 kg Urea + 5 kg SP-36 + KCi 3 kg setiap 500
m2 diberikan 5 hari setelah tabur benih.
7. Untuk mencegah serangan wereng coklat,
benih dicampur dulu dengan
insektisida fipronil (Regent 50 SC).
8. Pencegahan
serangan penggerek
batang dan
tungro, pesemaian
disemprot dengan penaburan insektisida karbofuran 20 gr/10 m2 atau insektisida lain bila
dijumpai serangga penular.
9. Bibit dipindahkan pada umur 25 - 28 hari.
10. Penanaman pada lahan yang P" > 6,5 atau diperkirakan kahat Zn, bibit sebelum
ditanam supaya dicelup dalam larutan 2% Zn S04 selama 2 menit.
11. Bibit yang menunjukkan gejala penyakit tungro (warna daun kuning kemerahan dan kaku) atau adanya gejala ganjur tidak ditanam.
PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk mendapatkan media tumbuh yang baik bagi tanaman,
dan juga
berfungsi sebagai tindakan pengendalian gulma. Anjuran pengolahan tanah sebagai berikut:
1. Dianjukan
menambah 2-5 ton/ha bahan organik (pupuk kandang / kompos ) diberikan
sebelum pengolahan tanah I, terutama
pada tanah yang kadar bahan
organiknya rendah.
2. Tanah berat dibajak dua kali, arah bajakan membentuk
garis silang tegak lurus, kedalaman bajak 15 - 20 cm. Tanah ringan pembajakan dilakukan satu kali dan digaru
satu kali pada kedalaman sekitar 25 cm.
3. Untuk melumpurkan dan meratakan tanah, tanah dirotari dan di "gelebek" satu atau dua kali.
Bila tidak terdapat rotari bisa dicangkul atau
dilakukan penggaruan.
4. Gulma dan sisa tanaman diambil dan disingkirkan dari petakan sawah.
5. Untuk keserempakan saat tanam, waktu yang diperlukan saat pengolahan tanah pertama
hingga lahan siap tanam sekitar 2 minggu.
PENANAMAN
Penanaman dapat dilakukan dengan sistem pindah biasa atau JAJAR LEGOWO
1. Saat tanam diupayakan seserempak mungkin, dalam suatu hamparan seluas +
50 ha diusahakan selesai sekitar 10 hari.
2. Pembuatan
jarak tanam
dilakukan dengan menggunakan
garetan atau
"blak"
yang telah ditentukan jarak tanamnya.
3. Jarak tanam :
- Tapi biasa : 18cm x 18cm ; 20cm x 18cm ; 20cm x 20cm, 2-3 bibit/rumpus.
- Jajar legowo : 40 cm x ( 20 cm x 10 cm ), jarak antar barisan berselang - seling 40cm dan 20cm, jarak dalam barisan l0cm, 2-3 bibit/ rumpus.
PENYIANGAN
1. Penyiangan secara manual atau menggunakan "osrok"/ landak.
2. Penyiangan dapat dilakukan secara kombinasi dengan herbisida dan tangan,
dengan teknik sebagai berikut
- Penyemprotan herbisida purna tumbuh pada umur±15 hari, dosis 2 - 3
It/ha atau menurut petunjuk. Contoh herbisida Saturn-D, Ally, Rumpass, Agroxon, Ronstar dll.
- Penyiangan
pada umur
_+ 30
hari bisa
menggunakan tangan atau
"osrok".
PEMUPUKAN
1. Dosis pupuk Urea 250-300 kg/ha, diberikan 2 kali umur 1/2 dosis pada 8-15 hari setelah tanam (HST) dan ½ dosis pada saat primordia
(45 hst). Pada tanah
porus Urea diberikan
tiga kali yaitu pada umur ± 15 hst,
+ 28 hst dan 42 hst, masing-masing
1/3 dosis Urea.
2. Dosis pupuk P dan K ditentukan berdasarkan hasil analisa tanah yaitu dosis
SP-36 50-100 kg dan KCI 50-75 kg/ha.
3. Saat ini di pasar bebas telah beredar pupuk alternatif, selain pupuk standar
seperti Urea, SP-36 dan KCI.
4. Lebih jelasnya dosis pemupukan N, P dan K maupun pupuk alternatif tanaman
padi dapat di konsultasikan dengan PPL/BPP setempat.
PENGAIRAN
1. Usahakan pengelolaan air seefisien mungkin, agar penggunaan air lebih hemat
sehingga areal yang diairi lebih luas.
2. Sistem pengairan
terputus (diairi 4-6 hari sekali)
memberikan hasil yang sama dengan pengairan
tergenang terus menerus dan dapat
menekan populasi hama dan penyakit.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Pengendalian hama dan penyakit
utama tanaman padi seperti tikus, wereng,
penggerek batang dan penyakit tungro, sbb:
a. Pengendalian tikus
1. pengendalian tikus dengan bubu dilakukan seawal mungkin, yaitu pada saat pengolahan
tanah sampai panen. Pemasangan bubu dipesemaian maupun dipertanaman merupakan salah satu cara menekan populasi tikus.
2. Pengendalian dengan racun tikus, terdapat dua macam racun yaitu racun
akut ( sangat beracun,
membunuh tikus dengan cepat ) dan racun kronis
(membunuh -tikus setelah makan berulang-ulang ).
3. Pengumpanan
dengan racun
akut efektif
dilakukan pada
saat bera
menjelang musim hujan, pada saat itu sumber makanan tidak tersedia.
4. Saat pertumbuhan vegetatif umpan diletakkan di pematang dengan jarak
± 50 m antar lokasi umpan.
5. Pada
fase bunting,
umpan diletakkan
pada petak
sawah sejauh
satu
meter dari pematang.
6. Saat padi berbunga hingga panen, tikus sedang bunting atau beranak,
pengemposan dengan asap
belerang atau karbit merupakan cara
yang efektif. Pemasangan umpan pada
fase ini tidak efektif, karena
sumber makanan melimpah.
b. Pengendalian Wereng Coklat
* Tanam serempak, selang waktu tanam dalam satu hamparan tidak lebih
dari 3 minggu.
* Laksanakan pergiliran varietas.
* Setiap
varietas jangan
ditanam lebih
dari 2 kali
berturut-turut
dalam setahunnya, selingi dengan palawija.
* Pembuatan pesemaian dan penyediaan bibit sehat.
* Hindarkan
pemupukan N (Urea) berlebihan.
Pupuk. K (KCI)
dapat
mengurangi keparahan akibat serangan hama wereng.
* Pada tanaman terserang, keringkan petakan 3 - 4 hari. Segera setelah
panen tunggul jerami di bakar dan di bajak.
* Apabila
dalam pengamatan
ditemukan lebih
dari 5 ekor
wereng saat
tanaman berumur kurang 40
hari, dan lebih dari 20
ekor wereng pada tanaman berumur lebih dari 40 hari. Tanaman disemprot dengan
insektisida seperti Applaud, Regent 50 SC, Confidor 5 WP, atau Winder
25
WP.
c. Penyakit Tungro
* Segera setelah panen tanah dibajak agar singgan tidak tumbuh. Tanam seawal
mungkin secara serempak.
* Pergiliran tanaman padi - padi - palawija.
* Gunakan varietas tahan tungro seperti Mamberamo, IR-66, dan IR-74.
* Mencabut tanaman yang terserang.
* Pengendalian
secara kimiawi
dilakukan sejak di
pesemaian dengan insektisida karbofuran (Furadan, Curater dll), atau dengan Confidor 5 WP.
d. Penggerek Batang.
* Sampai saat ini tidak ada varietas padi yang tahan terhadap penggerek
batang. Lakukan tanam serempak.
* Memotong jerami serendah mungkin dan di bakar.
* Hindarkan
pemupukan N yang berlebihan,
pupuk K dapat
mengurangi keparahan akibat serangan
penggerek batang.
* Segera setelah panen tunggul jerami dibakar dan dibajak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.