teks

SELAMAT DATANG DI BLOG BPP KECAMATAN TIRISblink>

Rabu, 07 Maret 2012

Pemupukan ( Peran Pupuk Bagi Tanaman )


PERANAN PUPUK BAGI TANAMAN

Oleh :
ANANG BUDI PRASETYO,SP
NIP. 19580727 198103 1 025
PPL BPP KECAMATAN TIRIS


 




PENDAHULUAN

Setiap tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan unsur hara unsur hara baik  makro maupun mikro. Sehingga apabila tanaman kekurangan unsur hara, maka pertumbuhannya terhambat. Apabila hal ini terus berlanjut  tanaman akan tumbuh merana dan bahkan akan berakibat tanaman tersebut mati.
Pemupukan yang baik dan benar seharus memperhatikan beberapa faktor sebelum melakukan pemupukan, seperti jenis pupuk, dosis pupuk, waktu pemupukan dan cara pemberian pupuk. Sehingga apabila kita akan  melakukan pemupukan  maka ke empat faktor tersebut harus diperhatikan agar diperoleh hasil yang memuaskan. 
Dalam budidaya tanaman pemupukan harus dilaksanakan secara bijaksana dan berimbang artinya bahwa pemberian  pupuk harus memperhatikan kelestarian lingkungan serta  tujuan dari pemupukan tersebut. Hal ini penting diperhatikan mengingat terutama pupuk anorganik dapat berpengaruh negatif terhadap tanah apabila penggunaannya kurang bijaksana.
Pupuk didefinisikan sebagai bahan/material  atau unsur hara yang ditambahkan ke dalam tanah dan tumbuhan baik berupa  pupuk organik maupun pupuk anorganik dengan tujuan untuk memenuhi atau melengkapi keadaan unsur hara dalam tanah yang tidak cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan tanaman. 
Pada awalnya bahan pupuk yang digunakan adalah berupa kotoran ternak, sisa-sisa tanaman yang telah mengalami pelapukan. Sejalan dengan perkembangan zaman, pengetahuan  dan tehnologi maka berkembang pula pemakaian pupuk kimia untuk  memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman selama masa pertumbuhannya.


Unsur Hara Dan  Perannya Bagi Petumbuhan Tanaman

Pupuk sangat dibutuhkan oleh tanaman, karena ketersediaan unsur hara di dalam tanah tidak selamanya cukup untuk memenuhi  kebutuhan tanaman. Adapun Unsur hara yang dibutuhkan tanaman selama masa pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kelompok unsur hara makro dan mikro.


1.  Unsur Hara Makro

Untuk Karbon  ( C ), Hidrogen ( H  ) dan Oksigen ( O ) merupakan bahan utama pembentukan jaringan tanaman. Ketiga unsur iniberada dalam bentuk  H2O ( air ),          H 2CO3 (asam arang  dan CO2 (karbondioksida) dalam udara. 

a.    Nitrogen ( N )

Unsur hara nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat ( NO3+ ) dan ion amonium ( NH4-). Sebagian besar nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat karena ion nitrat bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam larutan
tanah dan mudah diserap oleh akar.  Karena selalu berada dalam larutan tanah maka ion lebih mudah tercuci oleh aliran air.
Sumber nitrogen  yang  terbesar  adalah  udara  yang sampai ke tanah melalui air hujan atau  udara yang  diikat oleh bakteri pengikat nitrogen seperti Rhizobium sp.
Ø  Menambah kandungan protein tanaman
Ø   Mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman
Ø  Sebagai senyawa penting untuk membentuk klorofil, asam nukleat, enzim
Ø  Sebagai  senyawa penting untuk membentuk asam-asam amino yang akan dirubah menjadi protein.

b.  Phosphor ( P )

Phosphor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO4= dan PO4= atau tergantung dari nilai pH tanah.  Phosphor di dalam tanah sebagian besar bersumber dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukan bahan organik. 
Ketersediaan phosphor di dalam tanah ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adalah :
Ø  pH tanah, faktor ini merupakan faktor yang paling penting dan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan phosphor.   Pada pH rendah ( asam ), phosphor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminium  fosfat yang sukar larut di dalam air tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah pH tinggi ( basa),  phosphor akan dengan ion kalium. Reaksi ini membentuk kalium fosfat yang sifatnya sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman.
Ø   Aerasi,  ketersediaan oksigen di dalam tanah diperlukan untuk meningkatkan pasokan  phosfor lewat proses prombakan bahan organik oleh mikroorganime tanah. Pada tanah yang tergenang air, penyerapan  phosfor dan unsur-unsur lainnya akan terganggu.
Ø  Temperature,  secara langsung temperature dapat meningkatkan dan menurunkan ketersediaan fosfor. Pada temperature relatif  tinggi ( hangat )  phosfor akan meningkat karena proses prombakan bahan organik juga meningkat.
Ø  Bahan organik,  sebagian besar phosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhannya. Fosfor ini akhirnya akan dirubah menjadi humus.
Ø   Unsur hara lain, terpenuhinya kebutuhan unsur hara  yang lain dapat meningkatkan penyerapan fosfor  oleh tanaman. Kekurangan unsur hara mikro dapat menghambat respon tanaman terhadap pemupukan posfor.
Beberpa peranan/ fungsi fosfor bagi tanaman antara lain :
ü  Membentuk asam nukleat ( DNA dan RNA )
ü  Memacu pertumbuhan akar dan membentuk sistem perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak.
ü   Menyimpan serta memindahkan energi Arlenusin Tri phosphat dan Adonosin Phosphat.
ü  Menambah daya tahan tanaman terhadap serangana ham dan penyakit menukar.
ü  Merangsang pembelahan sel.
ü  Membantu proses asimilasi dan respirasi sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan biji.

c.  Kalium ( K )

Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K +, di dalam tanah ion bersifat sangat dinamis., sehingga menyebabkan unsur ini mudah tercuci terutama pada tanah berpasir  dan tanah dengan pH rendah. Ketersediaan kalium di dalam tanah
dapat berkurang disebabkan oleh pengambilan oleh tanaman, pencucian oleh air dan erosi.  Beberapa peranan/ fungsi kalium bagi pertumbuhan tanaman antara lain :
Ø Translokasi gula pada pembentukan pati dan protein
Ø Efisiensi penggunaan air ( tahan terhadap kekeringan )
Ø Memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat permulaan
Ø Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
Ø Memperkuat ketegaran tanaman sehingga daun, bunga, buah dan batang tidak mudah rontok dan rebah
Ø Memperbaiki kualitas buah pada masa generatif.

d.  Kalsium ( Ca )

Kalsium diserap    tanaman  dalam  bentuk  ion  kalsium  ( Ca ++). Kalsium di dalam tanah bersumber dari mineral primer pembentuk tanah. Karena ion kalsium ini bermuatan positif  maka  dapat diikat oleh koloid tanah sehingga tersedia bagi
tanaman. Sebelum diserap tanaman, posisi  ion Ca ++ pada koloid tanah harus diganti terlebih dahulu dengan ion positif lain seperti ion Al++ dan H+ .  Peranan/fungsi kalsium bagi  pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
Ø  Membentuk dinding sel yang sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan sel baru.
Ø   Mendorong pembentukan buah dan biji yang sempurna
Ø  Dapat menetralkan asam-asam orgnaik yang dihasilkan pada metabolism
Ø  Merangsang terbentuknya bulu-bulu akar.
                                                                                                                          
e.  Magnesium ( Mg ) 

Magnesium diserap tanaman dalam bentuk ion magnesium (Mg++). Di dalam tanah magnesium bersumber dari pelapukan batuan yang mengandung mineral, seperti biotit, terpentin, klorit, dan olivin. Karena  bermutan fositif, ion magnesium dapat terikat pada koloid tanah atau tetap berada dalam larutan tanah.
Beberapa sumber Mg antara lain :
Ø  CaCO3Mg CO3 ( Dolomit limestone )
Ø  Sulfat of Potash Magnesium,  mengandung sulfur sebesar 22%, sulfat sebesar 67 %, kalium 18,2% K2O sebesar 22 %, magnesium  11,1% dan MgO sebesar 18,5%.
Ø   Mg SO4H2O  ( kleserit ),  mengandung K2O2 %, Magnesium Oksida  30,5% dan magnesium sebesar 18,3 %.
Ø   MgO ( Magnesia )
Ø  MgCO3 (Magnesit )
Peranan/fungsi magnesium bagi pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
ü  Untuk membentuk warna hijau pada daun ( klorofil  )
ü   Pengaturan dalam penyerapan unsur hara lain seperti P dan K
ü  Merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak
ü   Membantu translokasi pati dan distribusi phosphor di dalam tanaman
ü   Sebagai aktifator berbagai jenis enzim tanaman
ü  Mg merupakan salah satu enzim yang disebut organic pyrophosphate dan carboxy pestisida.

f.  Belerang/Sulfur ( S )

Tanaman menyerap sulfur dalam bentuk ion sulfat (SO4=). Zat ini merupakan bagian dari protein yang terdapat dalam bentuk cystein, methionin, thiamine. Sebagian besar sulfur di dalam tanah beasal dari bahan organik yang telah mengalami dekomposisi dan sulfur elemntal ( bubuk/ batu belerang ) dari aktivitas vulkanis. 
Sulfur yang larut dalam air akan segera diserap tanaman, karena unsur ini sangat dibutuhkan tanaman terutama pada tanaman-tanaman muda.

Peranan / fungsi sulfur bagi pertumbuhan tanaman antara lain:
Ø  Membantu dalam pembentukan klorofil
Ø   Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan jamur
Ø   Pada tanaman kacang-kacangan be rfungsi merangsang pebentukan bintil akar 
Ø  Pada tanaman pepaya berfungsi sebagai aktifator enzim yang membentuk papain.


2.  Unsur Hara Mikro
Walaupun unsur mikro diperlukan oleh  tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, namun kegunaannya bagi tanaman sangat penting dan sama pentingnya dengan unsur hara makro. Beberapa  unusur hara mikro essensial yang dibutuhkan tanaman antara lain .

a.    Besi (Fe)

Besi ( Fe ) diserap tanaman dalambentuk ion Fe++. Unsur mikro ini sangat dibutuhkan tanaman untuk pembentukan klorofil.  Ketersediaan Fe akan menurun sejalan dengan meningkatnya pH tanah. Pada kondisi normal, Fe tidak mudah tercuci dari daerah perkaran, tetapi pada tanah dengan sistem aerasi yang jelek  maka penyerapan Fe akan terhambat.

Peranan / fungsi Besi bagi  pertumbuhan tanaman sebagai
berikut :
Ø  Sebagai aktifator dalam proses biokimia di dalam tanaman
Ø  Sebagai unsur pembentuk enzim tanaman
Ø  Sebagai pembentuk hijau daun
Ø  Sebagai bahan pembentuk karbohidrat, lemak dan protein

b.    Mangan ( Mn )

Unsur Mangan diserap tanaman dalam bentuk ion mangan (Mn++). Ketersediaan Mn di dalam tanah akan menurun sejalan dengan meningkatnya pH tanah.  Faktor penting dalam pengontolan ketersediaan Mn di dalam tanah adalah pengaturan
pH tanah.  

Peranan/ fungsi mangan bagi pertumbuhan  tanaman sebagai
berikut :
Ø  Sebagai aktifator berbagai enzim yang berperan dalam proses perombakan karbohidrat dan metabolisme nitrogen.
Ø   Bersama-sama Fe membentuk terbentuknya sel-sel klorofil.
Ø  Sebagai bahan pembentuk karbohidrat, lemak dan protein

c.  Mangan ( Mn )
Unsur Mangan diserap tanaman dalam bentuk ion mangan (Mn++). Ketersediaan Mn di dalam tanah akan menurun sejalan dengan meningkatnya pH tanah.  Faktor penting dalam pengontolan ketersediaan Mn di dalam tanah adalah pengaturan
pH tanah.  

Peranan/ fungsi mangan bagi pertumbuhan  tanaman sebagai berikut :
Ø  Sebagai aktifator berbagai enzim yang berperan dalam proses perombakan karbohidrat dan metabolisme nitrogen.
Ø   Bersama-sama Fe membentuk terbentuknya sel-sel klorofil.

d.     Boron ( B )

Boron diserap tanaman dalam ion BO32. Unsur mikro ini sangat dibutuhkan tanaman dalam proses diferensiasi ( pembentukan ) sel yang sedang tumbuh. Keberadaan boron di dalam tanah mudah tercuci,  ini terjadi pada tanah asam dan di daerah yang curah hujannya tinggi.
Peranan/fungsi boron bagi pertumbuhan tanaman antara lain :
Ø  Membantu sintesis protein
Ø   Membantu metabolisme karbohidrat
Ø  Mengatur kebutuhan air di dalam tanaman
Ø   Membentuk serat dan biji
Ø   Merangsang proses penuan tanaman sehingga jumlah bunga dan hasil panen meningkat.


d.  Tembaga ( Cu )
Tembaga diserap tanaman dalamm bentuk ion Cu++ atau ion Cu+++. Ketersediaan tembaga di dalam tanah akan menurunsejalan dengan meningkatnya pH tanah. Pada tanah organik seperti gambut, tembaganya terikat sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. 

Peranan/Fungsi tembaga bagi pertumbuhan tanaman sebagai
berikut ;
Ø  Sebagai katalisator dalam proses pernapasan dan prombakan karbohidrat
Ø   Sebagai salah satu elemen dalam proses pembentukan vitamin
Ø   Secara tidak langsung berperan dalam pembentukan klorofil
Ø  Sebagai  aktifator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan. sejalan dengan meningkatnya pH tanah. Pada tanah organik seperti gambut, tembaganya terikat sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. 

Peranan/Fungsi tembaga bagi pertumbuhan tanaman sebagai
berikut ;
ü  Sebagai katalisator dalam proses pernapasan dan perombakan karbohidrat
ü  Sebagai salah satu elemen dalam proses pembentukan vitamin
ü  Secara tidak langsung berperan dalam pembentukan klorofil
ü  Sebagai  aktifator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan.

e.     Seng atau Zincum ( Zn )

Seng diserap tanaman dalam bentuk ion Zn++. Seng merupakan salah satu unsur hara yang sangat penting dan sangat diperlukan tanaman tanaman. Karena merupakan bagian penting dari asam Carboxylase, Carbonic anhidrosa. Seperti unsur hara mikro lainnya, tanaman membutuhkan unsur ini sangat sedikit sekali. Bila terjadi kelebihan tanaman akan keracunan.  Kekurangan Zn dapat terjadi pada tanah yang mengandung fosfat cukup tinggi atau pada  daerah yang suhunya rendah. Ketersediaan seng di dalam tanah akan menurun sejalan dengan peningkatan pH tanah.    

Peranan / fungsi seng bagi pertumbuhan tanaman sebagai
berikut :
Ø  Sebagai katalisator dalam pembentukan protein
Ø  Mengatur pembentukan asam indoleasetik ( asam yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh tanaman )
Ø  Berperan aktif dalam transformasi karbohidrat.

f.             Khlor ( Cl )

Khlor diserap tanaman dalam bentuk ion Cl-. Kebutuhan tanaman terhadap unsur hara Cl lebih sedikit bila dibandingkan dengan unsur hara mikro lainnya.

Peranan /fungsi khlor bagi pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
Ø  Berkaitan langsung dengan pengaturan tekanan osmosis di dalam sel tanaman.
Ø  Dibutuhkan dalam proses fotosintesis .
g.  Molibdenum ( Mo )

Molibdenum diserap  tanaman dalam bentuk ion MoO4--.Ketersediaan Mo di dalam tanah akan meningkat seiring dengan peningkatan pH tanah, maka demikian pH tanah sebagai indikator ketersediaan Mo. Pada tanah berpasir dan ber pH rendah sangat memungkinkan kekurangan Mo karena pencucian.

Peranan/fungsi Molibdenum bagi pertumbuhan tanaman
sebagai berikut :
Ø  Dalam penyerapan unsur hara nitrogen
Ø    Meningkatkan fiksasi Nitrogen
Ø  Asimilasi nitrogen
Ø  Secara tidak langsung berperan dalam produksi asam amino protein    
Ø  Sebagai aktifator berbagai jenis enzim.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Buckman Harry O dan Brady Nyle.C., 1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bhratar Karya Aksara Jakarta
  2. Rinsema, W.T Ir, 1983. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Bhratara Karya Aksara Jakarta
  3. Sosrosoedirdjo R Soeroto, 1981. Ilmu Tanah penerbit CV. Yasa Guna Jakarta
  4. Vorizan Ir. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Penerbit  PT. AgroMedia Pustaka  Depok Jawa Barat. 
READ MORE - Pemupukan ( Peran Pupuk Bagi Tanaman )

PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN TORTILA JAGUNG


PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN
TORTILA JAGUNG

Oleh :
ANANG BUDI PRASETYO
PPL BPP KECAAMATAN TIRIS



Dalam era globalisasi, tuntutan terhadap variasi dan mutu   pangan olahan makin meningkat. Oleh karena itu, perluadanya pengenalan dan inovasi teknologi pengolahan hasil pertanian di tingkat pedesaan guna meningkatkan mutu produk dan menganekaragamkan pangan lokal. Konsumen saat ini menuntut pangan yang bermutu dan terjamin keamanannya (Lukmanto 1996). Saat ini umumnya pedesaan masih berfungsi sebagai penyedia bahan mentah, sedangkan pengolahan dilakukan oleh masyarakat di perkotaan. Hal ini terjadi karena teknologi pengolahan hasil pertanian belum berkembang di pedesaan.

Penanganan dan pengolahan hasil pertanian penting untuk meningkatkan nilai tambah, terutama pada saat produksi melimpah dan harga produk rendah, juga untuk produk yang rusak atau bermutu rendah. Jagung dapat diolah menjadi berbagai produk olahan. Salah satu hasil olahan jagung yang disukai konsumen adalah tortila atau keripik jagung. Proses pengolahan produk ini cukup sederhana sehingga berpeluang diadopsi oleh masyarakat pedesaan, terutama wanita tani sebagai industri rumah tangga (Mudjsihono et al. 1993).

Untuk mengembangkan produk pangan olahan yang beragam dan terjamin mutunya serta memiliki daya saing di pedesaan, diperlukan teknologi pengolahan yang tepat guna (Soelistyani dan Kadir 1996). Teknologi tersebut tidak harus baru atau belum terdapat di masyarakat, tetapi dipilih dari berbagai teknologi yang ada dan disesuaikan dengan kemampuan wanita tani di pedesaan. Wanita tani merupakan komponen tenaga kerja yang potensial dalam keluarga tani, dan secara fungsional tidak dapat dipisahkan dalam proses pembangunan pertanian (Pusat Penelitian Tanaman Pangan 1992). Wanita tani tidak hanya berfungsi sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga berperan dalam kegiatan usaha tani dan mencari tambahan pendapatan keluarga.

Desa Tiris, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi jagung. Jagung ditanam setiap musim sehingga selalu tersedia sepanjang tahun. Usaha pengolahan jagung menjadi tortila atau keripik jagung belum ada di daerah tersebut sehingga usaha tersebut mempunyai peluang untuk dikembangkan.

Pengkajian bertujuan untuk memperoleh rakitan teknologi pengolahan tortila jagung yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani sehingga mutu produk meningkat. Mutu produk olahan yang baik dapat meningkatkan nilai jual dan memperluas pasar, yang pada akhirnya dapat menambah pendapatan petani.

BAHAN DAN METODE

Pengkajian dilaksanakan pada kelompok wanita tani di Desa Tiris Kecamatan Tiris, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada bulan Juni-Agustus 2010. Bahan yang digunakan adalah jagung varietas lokal yang dihasilkan petani setempat, kapur, garam, soda kue, bawang putih, dan air. Jagung yang digunakan memiliki kadar air 12,70%, protein 10,13%, lemak 4,29%, dan abu 1,49%. Alat yang digunakan adalah kompor, panci, timbangan, gunting, pisau, gilingan, pemipih, dan plastik. Empat perlakuan pengolahan tortila jagung yang dicoba adalah: (1) penambahan kapur 1%, (2) penambahan kapur 2%, (3) penambahan kapur 3%, dan (4) penambahan soda kue 2%.

Jagung pipilan dibersihkan kemudian direbus dengan menambahkan kapur atau sode kue sesuai dengan perlakuan. Nisbah jagung dan air adalah 1:10. Perebusan dilakukan 1-2 jam. Selanjutnya, jagung direndam selama 22 jam lalu dicuci sampai bersih, ditambahkan bawang putih 2% dan garam 1,25%, kemudian digiling dan dibuat lempengan tipis lalu dipotong kecil-kecil dengan ukuran 2 cm x 3 cm dan dijemur 1-2 hari. Setelah kering lalu digoreng dan dikemas untuk dipasarkan.

Parameter yang diamati dan diukur adalah mutu bahan mentah, meliputi kadar air, protein, lemak, dan abu, serta mutu tortila mentah, yang meliputi kadar protein dan lemak. Selain itu dilakukan uji organoleptik terhadap warna, kerenyahan atau tekstur, dan rasa tortila goreng. Dikaji pula penerimaan pengrajin terhadap teknologi pembuatan tortila serta biaya produksi. Tingkat kesukaan panelis terhadap tortila diskor 1-5, dengan kriteria skor 5 = sangat suka dan skor 1 = sangat tidak suka. Hal yang sama juga dilakukan untuk penerimaan teknologi oleh wanita tani, yaitu skor 5 = sangat mudah dilaksanakan dan skor 1 = sangat sulit dilaksanakan. Panelis yang berpartisipasi sebanyak 20 orang, terdiri atas anggota kelompok wanita tani.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna, tekstur, dan rasa keripik jagung yang disukai adalah yang dihasilkan dari perendaman dengan kapur 3%. Namun dari segi teknologi, wanita tani menyatakan tidak ada perbedaan; teknologi pengolahan tortila dinilai tidak mudah dan juga tidak sulit atau biasa saja (skor 3) (Tabel 1). Menurut wanita tani, hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan keripik jagung adalah jagung harus direbus hingga matang. Selain itu, penggilingan membutuhkan banyak tenaga karena menggunakan alat penggiling manual.
Hasil analisis produk olahan tortila menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada kadar protein dan kadar abu. Namun terdapat perbedaan antarperlakuan terhadap kadar air dan kadar lemak (Tabel 2).
Hasil perhitungan ekonomi menunjukkan bahwa penggunaan soda kue memerlukan biaya produksi paling tinggi. Dengan asumsi bahwa harga antarperlakuan dianggap sama, maka pendapatan tertinggi pada pengolahan tortilla diperoleh dengan perendaman kapur 1%, yaitu Rp5.985/kg (Tabel 3).
Wanita tani peserta pengkajian aktif dalam kelompok tani serta memahami gender dengan baik. Mereka umumnya membantu suami dalam memperoleh pendapatan keluarga dengan menjual produk pertanian yang dihasilkan sendiri. Namun, mereka belum bergerak sebagai pengrajin industri


Tabel 1.: Nilai skor rata-rata  tingkat kesukaan dan penerimaan teknologi organoleptik tortila atau keripik jagung, Tiris Probolinggo

Perlakuan
Kesukaan
Penerimaan Teknologi
Warna
Tekstur
Rasa
Soda Kue 2%
Kapur 1%
Kapur 2%
Kapur 3%
2,0
3,0
4,0
4,6
2,4
3,0
3,8
4,0
2,0
2,8
4,2
4,2
3
3
3
3

Untuk Kesukaan :

5 – Sangat suka, 4 - Suka, 3 - Cukup Suka, 2.- Tidak Suka,dan 1.- Sangat Tidak suka

Untuk penerimaan teknologi :

5. Sangat mudah dilaksanakan, 4.- Mudah dilaksanakan, 3.- Cukup mudah dilaksanakan, 2.- Sulit dilaksanakan, 1.- Sangat sult dilaksanakan.

Tabel 2.: Hasil pengamatan sifat kimia tortila atau keripik jagung, Tiris Probolinggo


Perlakuan
Kadar air
( % )
Protein
( % )
Lemak
( % )
Kadar Abu
( % )
Soda Kue 2%
Kapur 1%
Kapur 2%
Kapur 3%
11,41
10,24
10,05
10,81
10,90
10,07
10,21
9,03
3,68
3,14
3,35
3,05
4,07
4,17
3,19
4,03


Tabel 3. :Hasil perhitungan ekonomi pengolahan tortila atau keripik jagung untuk tiap kilogram  jagung, Tiris Probolinggo

Komponen
Biaya ( Rp )
Soda Kue 2%
Kapur 1%

Kapur 2%

Kapur 3%
Jagung
Garam
Kapur
Soda Kue
Minyak Goreng
Tenaga kerja
Total biaya
Pendapatan kotor
Pendapatan bersih
1.000
12,50
-
110
3.000
5.000
9.122,50
15.000
5.877,50

1.000
12,50
2,50
-
3.000
5.000
9.015
15.000
5.985
1.000
12,50
5
-
3.000
5.000
9.017,50
15.000
5.982,50
1.000
12,50
7,50
-
3.000
5.000
9.020
15.000
5.980



pengolahan hasil pertanian. Hasil wawancara menunjukkan bahwa mereka sangat berkeinginan untuk mengembangkan usaha pengolahan tortila karena produk tersebut mempunyai peluang pasar yang baik.


KESIMPULAN DAN SARAN

Teknologi pembuatan tortila dinilai tidak sulit dan juga tidak mudah (biasa) oleh wanita tani. Pengolahan tortila dengan perendaman kapur 3% menghasilkan produk dengan warna, tekstur, dan rasa paling disukai panelis. Keuntungan bersih dari pengolahan jagung menjadi tortila mencapai  Rp5.980/kg.
Dalam pembuatan tortila atau keripik jagung disarankan menggunakan alat mesin agar lebih efisien.


DAFTAR PUSTAKA


1. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. 1992. Analisis dalam sistem usaha tani. Prosiding Lokakarya Gender. Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Bogor.
2. Lukmanto, A. 1996. Tuntutan konsumen dalam negeri terhadap mutu produk pangan. Agritech 16(4): 1-6.
3. Mudjisihono, R., S.J. Munarso, dan Sutrisno. 1993. Pascapanen dan pengolahan jagung. Buletin Teknik Sukamandi No. 1: 1-54.
4. Soelistyani, H.P. dan M.A. Kadir 1996. Teknologi Masuk Desa. Direktorat Pembangunan Desa. Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Timur, Surabaya.
READ MORE - PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN TORTILA JAGUNG

TEKNIK EKSTRAKSI DAN APLIKASI BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN PALATABILITAS ULAT GRAYAK

READ MORE - TEKNIK EKSTRAKSI DAN APLIKASI BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN PALATABILITAS ULAT GRAYAK

BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN BERSAMA TANAMAN PANGAN SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN DI LAHAN SEMPIT

READ MORE - BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN BERSAMA TANAMAN PANGAN SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN DI LAHAN SEMPIT

DIVERSITIKASI KONSUMSI PANGAN

READ MORE - DIVERSITIKASI KONSUMSI PANGAN

FUNRGI UNSUR HARA DALAM PROSES PERTUMBUHAN

READ MORE - FUNRGI UNSUR HARA DALAM PROSES PERTUMBUHAN

PRINSIP PENGORGANISASIAN

READ MORE - PRINSIP PENGORGANISASIAN

Pemanfaatan Pekarangan

Download disinihttp://www.4shared.com/office/C98TKYfx/Pemanfaatan_Pekarangan.html
READ MORE - Pemanfaatan Pekarangan

Musrenbang tahun 2013

Bisa download disini...http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6800849393028347601
 http://www.4shared.com/office/DPweWElA/MUSENBANG_KECAMATAN_TIRIS_TAHU.html
READ MORE - Musrenbang tahun 2013

Rabu, 15 Februari 2012

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT)


PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT)
PADI SAWAH PENGELOLAAN TANAMAN
DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT)
PADI SAWAH

Oleh :
ANANG BUDI PRASETYO,SP
PPL BPP KECAMATAN TIRIS


Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)  merupakan  upaya *untuk meni ngkat kan  hasil   dan pendapatan  petani  melalui penerapan  teknologi  yang sesuai  dengan  kondisi  petani dan  lingkungan  setempat Penerapan  PTT  berpedoman kepada  :
·         Pemahaman  masalah  yang dihadapi  petani,  baik  yang bersifat  teknis  maupun sosial-ekonomi.
·         Identifikasi   peluang  pengembangan  usahatani dan  pilihan  teknologi  yang sesuai  kondisi  setempat.
·         Pengelolaan  secara  terpadu antara   tanaman   dan  sumber  daya  tanah  dan  air yang dikaitkan dengan iklim dan  ketersediaan  sarana produksi  setempat.

PEMILAHAN   KOMPONEN  TEKNOLOGI KE DALAM DASAR DAN PILIHAN

Komponen Teknologi Dasar

Teknologi  padi  yang  sangat dianjurkan dan berlaku hampir disemua  lokasi, mencakup:
1.    Varietas  unggul  baru  :
Pilihan varietas disesuaikan dengan  lokasi setempat  (missal,  kalau endemic  penyakit  tungro pilih  varietas tahan tungro); dapat  berupa  padi    seperti  Ciherang,   Mekongga, Cigeulis, dan Inpari 1, atau padi hibrida seperti Hipa 3, Hipa 5 Ceva, Intani, Bernas Prima,   Hibrindo,   dan Sembada.( hibrida )
2.   Benih bermutu dan berlabel :
Benih yang  memiliki  kemurnian dan daya tumbuh tinggi Penggunaan  benih bermutu     akan menyebabkan  tanaman  tumbuh seragam  dan  rata  sehingga memudahkan  pengelolaan dan member hasil  tinggi   
3.  Bahan  organik  :  Jerami dikembalikan  kesawah ,  baik  secara  langsung maupun  tidak langsung dalam bentuk kompos dan  atau pupuk kandang     
4 .  Pengaturan   populasi  tanaman :  antara lain  melalui  jajar  logowo. Sampai batas  tertentu,  makin tinggi  populai  tanaman makin  tinggi hasil panen.      

5.   Pemupukan   berdasar  kebutuhan  tanaman  : 
pupukan-organik diberikan dalam waktu,  takaran,  dan cara  aplikasi  yang  tepat sesuai dengan varietas padi yang  ditanam ,  status hara  tanah  dan  musim  tanam 
6 . Pengendalian   O P T  (organisme  pengganggu tanaman)  berdasar  PHT (pengendalian hama secara terpadu)  :
( 1 )  Monitoring   jenis ,  tingkat  populasi  hama ,   dan   tingkat kerusakan oleh hama, dan
(2)                 Pilihan taktik  dan teknik  pengendalian  ( sanitasi , varietas tahan, pola tanam atau  rotasi   varietas ,  pengendalian  hayati  dan pestisida  nabati,  serta pestisida  kimiawi  sebagai pilihan  terakhir   bila  diperlukan).

Komponen Teknologi Pilihan Teknologi  anjuran  berikut dapat dipilih untuk diterapkan sesuai kondisi setempat  :
1 .   Pengolahan   tanah 
Pengolahan secara sempurna atau olah tanah minimal sesuai dengan musim dan pola  tanam. Olah  tanam  minimal  diperlukan  untuk mengejar waktu   tanam   dan  menghindarkan  tanaman dari  kekeringan.
2 .   Bibit  muda  (umur  <   2 1  hari)  :
lebih  tahan  stress  akibat  pencabutan atau pengangkutan.
3.    Tanam 1-3 bibit per rumpun  :
selain  lebih  hema t ,  persaingan  antar bibit  dapat dikurangan.
4.   Pengairan secara efektif dan efisien  :   dapat  berupa pengairan  berselang  atau basah kering.
5 . Penyiangan dengan  landak/gasrok  :   hemat tenaga  kerja  dan  ramah lingkungan
6.  Panen  tepat  waktu  dan perontokan  gabah  sesegera mungkin  : panen waktu 90- 95% gabah telah bernas dan berwarna  kuning;  gunakan alat perontok  (thresher).

Penyuluh Pertanian Lapangan
BPP KECAMATAN TIRIS
Ttd
ANANG BUDI PRASETYO,SP
READ MORE - PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT)