PETUNJUK PELAKSANAAN SL-GAP ALPUKAT
DESA RANUGEDANG
KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO
Oleh :
ANANG BUDI PRASETYO,SP
PLL BPP KECAMATAN TIRIS
PENDAHULUAN
DESA RANUGEDANG
KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO
Oleh :
ANANG BUDI PRASETYO,SP
PLL BPP KECAMATAN TIRIS
PENDAHULUAN
Sebagai petunjuk lebih rinci dari Pedoman Umum Sekolah
Lapang GAP/SOP Buah-buahan ( Tanaman Alpukat ), maka perlu dibuatkan Petunjuk
Lapangan untuk setiap komoditas yang dibudidayakan sesuai dengan tahapan SOP
dan pelaksanaan Sekolah Lapang.
Ruang lingkup dari Petunjuk Lapang SL-GAP/SOP alpukat di
wilayah Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo, adalah sebagai berikut :
1.
Kurikulum dan Jadwal Kegiatan Pertemuan
2.
Perencanaan
3.
Pembagian Peran
4.
Pengamatan, Analisis dan Diskusi Agroekosistem
5.
Perencanaan Kebun
6.
Penyiapan Benih Bermutu
7.
Penanaman Benih Alpokat
8.
Pemupukan
9.
Pengairan
10.
Pemangkasan
11.
Penyiangan
12.
Penjarangan Buah
13.
Pengendalian OPT
14.
Panen
15.
Penanganan Pasca Panen (Sortasi dan Grading)
16.
Penanganan Pasca Panen (Pengemasan dan Pengepakan)
17.
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Pekerja
18.
Dinamika Kelompok
19.
Uji Ballot Box
20. Rencana
Tindak Lanjut Pasca SL
21.
Pencatatan
22.
Temu Lapang
Petunjuk Lapang
SL-GAP/SOP Alpukat dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan SL-GAP/SOP Alpukat
dengan kurikulum yang ditetapkan sesuai tahapan SOP sebagai berikut :
PETUNJUK LAPANGAN KE I
KURIKULUM DAN JADWAL KEGIATAN PERTEMUAN
1. Kurikulum
a.
Materi
Pokok
-
Pengamatan agroekosistem
-
Analisis agroekosistem
-
Teknik budidaya
-
Panen dan Pasca Panen
-
Dinamika kelompok, kelembagaan,
kerjasama, dan lain-lain.
b.
Materi
Muatan Lokal
Sesuai
dengan kebutuhan kelompok, dalam rangka memecahkan masalah saat kegiatan
berlangsung. Materi disusun berdasarkan perencanaan awal.
c.
Studi
Perbandingan
-
Petak SOP/GAP Budidaya Alpukat
Petak yang dikelola berdasarkan prinsip SOP
budidaya berbasis GAP dengan jumlah populasi tanaman 50 - 100 tanaman alpokat.
- Petak
konvensional
Petak
yang dikelola berdasarkan kebiasaan petani setempat dengan jumlah populasi
tanaman 50 - 100 tanaman alpokat.
2.
Jadwal
Kegiatan Mingguan SL GAP/SOP Alpokat
SL
SOP/GAP Buah Alpukat dilaksanakan 1 kali periode berbuah, selama 5 s/d 6 bulan
dengan jumlah pertemuan sebanyak 10 kali.
3. Jadwal harian (5 jam efektif)
a. Kontrak belajar (15 menit)
b. Pengamatan agroekosistem pertahapan SOP
Budidaya Alpukat dan Pencatatan (75 menit)
c. Analisis, presentasi, diskusi hasil pengamatan
dan pencatatan (75 menit)
d. Dinamika kelompok (75 menit)
e. Topik khusus (90 menit)
f. Evaluasi dan rencana tindak lanjut pertemuan selanjutnya (15 menit)
PETUNJUK LAPANGAN KE II
PERENCANAAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur dalam manjemen kegiatan/organisasi adalah perencanaan.
Jika perencanaan dapat diselesaikan dengan baik maka salah
satu dukungan keberhasilan kegiatan telah dicapai. Perencanaan yang baik harus
disertai dengan aksi yang baik di lapangan, agar keberhasilan program dapat
dicapai dengan proporsional.
Perencanaan partisipatoris merupakan kegiatan perencanaan yang melibatkan
semua pihak secara aktif, dinamis dan demokratis agar implementasi perencanaan
dapat berjalan dengan baik. Pada perencanaan partisipatoris, partisipan tidak
saja membuat rencana kerja, akan tetapi akan mengorganisir/membagi peran dan
mengevaluasi kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan yang baik dan benar
adalah perencanaan yang disusun berdasarkan permasalahan yang sedang dihadapi.
B.
Tujuan
1. Mengetahui dan menetapkan sumberdaya yang ada di
lapangan
2. Mengetahui faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman
3. Rencana kerja/kegiatan terkait dengan pelaksanaan
SL-GAP berupa materi muatan lokal, studi petani dan kegiatan lainnya.
C.
Bahan dan Alat
Kertas
plano/flipchart, spidol dan skotlite
D.
Tahapan Pelaksanaan
1. Pemandu Lapangan menjelaskan maksud dan tujuan
perencanaan terkait dengan pelaksanaan SL GAP
2. Membuat matriks analisis SWOT/K3A (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman)
3. Dengan curah pendapat berdasarkan kondisi sumberdaya
yang ada, pemandu menginventarisasikan pendapat dan masalah yang terkait dengan
analisis K3A sesuai dengan kolom yang sudah tersedia.
4. Setelah menyelesaikan analisis K3A, kemudian
dilanjutkan dengan penyusunan langkah-langkah kegiatan (rencana kerja) dengan
mengangkat data dari kelemahan dan ancaman serta memperhatikan kekuatan dan
kesempatan. Langkah tersebut misalnya dikaitkan dengan materi lokal (muatan
lokal) dan studi petani dalam rangka persiapan SL GAP yang akan dilaksanakan.
E.
Diskusi
Catatan :
Pedoman
Analisis K 3 A adalah sebagai berikut:
ANALISIS K3A
(KEKUATAN,
KELEMAHAN, KESEMPATAN, DAN ANCAMAN)
A. Latar belakang
Analisis K3A bisa digunakan secara berkelompok atau secara individu.
Analisis K3A bertujuan untuk melaksanakan rencana dalam rangka mencapai tujuan.
Maka sebelum kita bisa memanfaatkan analisis K3A seharusnya tahu dalam rangka
untuk keperluan apa analisis itu akan digunakan. Dalam rangka terwujudnya salah
satu tujuan, rencana yang terbaik adalah sebuah rencana yang memperkaya atau
memanfaatkan kekuatan, memperkuat atau menghindari kelemahan, memanfaatkan atau
mengembangkan kesempatan yang ada dan mengurangi atau mengamankan ancaman yang
akan dihadapi.
Dengan menggunakan analisis K3A kita akan menjadi lebih jelas mengenai
kekuatan, kelemahan, dan ancaman, supaya dapat melaksanakan rencana yang
terbaik.
B. Bahan-bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kertas koran, spidol dan
lakban.
C. Langkah-langkah
Analisis K3A tidak bisa dilaksanakan dengan baik kalau tidak ada tujuan
yang dapat digunakan sebagai kerangka atau landasan pemikiranya. Supaya
langkah-langkah berikut lebih jelas, sebaiknya kita menentukan tujuan sebagai
contoh. Sebagai contoh tujuan tersebut adalah : Supaya sebanyak mungkin
petani di desa kita dapat menerapkan prinsip-prinsip GAP/SOP di lahannya.
1. Ambil 4 lembar
kertas koran dan tulislah disudut atas kertas pertama : Kekuatan, yang kedua
Kelemahan, dan yang ketiga Kesempatan serta yang keempat ancaman. Tempelkan
masing-masing lembar kertas di dinding seperti berikut:
KEKUATAN
|
KELEMAHAN
|
KESEMPATAN
|
ANCAMAN
|
2. Dengan menggunakan proses curah
pendapat daftarlah pada kertas koran mengenai kekuatan, kelemahan, kesempatan
dan ancaman yang terkait dengan tujuan yang telah ditentukan. Kembali ketujuan
yang telah ditulis, berikut ini adalah usulan-usulan sebagai contoh untuk
kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman.
Supaya sebanyak mungkin petani didesa kita dapat
menerapkan prinsip-prinsip GAP/SOP di lahannya
KEKUATAN
|
KELEMAHAN
|
§ Semua
masyarakat mempunyai tanaman alpukat.
§ Alpukat
cocok di tanam dilahan (
Tegal,Pekarangan Hutan )
§ Pernah
ada SLPHT di desa.
§ Tersedia
Jenis/Varietas yang telah dilepas oleh menteri pertanian.
§ PPL
aktif dan paham akan budidaya tanaman alpukat.
§ Kepala
Desa mendukung program GAP.
§ Pangsa
pasar terbuka lebar.
§ Pupuk organik tersedia secara
melimpah.
§ Adanya dukungan dari Dinas terhadap
program pengembangan kawasan buah-buahan
|
·
Jenis alpukat yang di tanam jenisnya tidak sama ( Bermacam-macam )
·
Petugas selain PPL kurang giat/ Aktif.
·
Masyarakat banyak yang tidak tahu GAP/SOP.
·
Masyarakat belum mengerti akan cara fermentasi pupuk
kandang/ organik.
|
KESEMPATAN
|
ANCAMAN
|
§ Tanaman alpukat ditanam bisa
menghasilkan/ berproduksi.
§ Harga jual lebih baik bila dilakukan
pemeliharaan dengan baik.
§ Sertifikasi
kebun/ tanaman terbuka lebar untuk mendapatkan sertifikat prima.
§ Adanya
dukungan program dari dinas pertanian.
|
§ Terjadi
serangan jamur/ fusarium.
§ Eradikasi terhadap tanaman yang
terserang jamur tidak dilakukan petani, mengakibatkan tanaman lain tertular.
|
3. Setelah
analisis selesai (seperti tabel), kita lebih jelas lagi mengenai apa yang kita
rasakan sebagai kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi oleh kita. Untuk
menyusun rencana kegiatan yang berdasarkan atas analisis K3A ada 4 pertanyaan
yang bermanfaat, yaitu:
a. Bagaimana cara memperkaya atau memanfaatkan kekuatan?
b. Bagaimana cara memperkuat atau menghindari kelemahan?
c. Bagaimana cara
memanfaatkan atau mengembangkan kesempatan?
d. Bagaimana cara mengurangi atau
mengamankan ancaman yang dihadapi?
Kembali ke contoh
;
Kekuatan yang
perlu dimanfaatkan adalah PPL setempat.
Memanfaatkan mereka dengan mengadakan SL GAP/SOP untuk
petani yang belum ikut SL GAP/SOP.
Memanfaatkan petani dan pemandu yang pernah ikut SLPHT di dalam SL GAP/SOP karena akan lebih memudahkan
pelaksanaan SL GAP/SOP (Usulan ini cocok dengan kesempatan yaitu ada petani
yang ingin tahu tentang GAP/SOP).
Kelemahan yang
perlu diperkuat adalah Jenis tanaman Alpukat yang bermacam-macam..
Minta Bantuan/ sumbangan atau membeli kepada pemilik Pohon Induk Tunggak ( PIT )
tanaman alpukat, berupa stek/ entres dengan cara iuran bersama anggota kelompok
tani atau minta sumbangan dari petani peserta SL GAP/SOP
Kesempatan yang perlu
dimanfaatkan adalah tanaman alpukat ditanam bisa menghasilkan atau berproduksi,
sehingga dalam membeli entres dari pohon induk tunggal bisa dilakukan dengan
cara pembayaran setelah berproduksi.
Adanya dukungan dari dinas pertanian terhadap
pengembangan kawasan buah-buahan, khususnya alpukat
Ancaman yang
perlu dilaksanakan adalah pelaksanaan eradikasi pada tanaman yang terserang
jamur.
E.
Hal-hal yang penting.
1.
Analisis K3A bertujuan untuk menyusun rencana supaya
dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
2.
Sebelum bisa memanfaatkan analisis K3A seharusnya
mengetahui dalam rangka tujuan apa analisis akan digunakan.
3.
Dengan menggunakan proses curah pendapat dan menulisnya
dikertas koran tentang kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang terkait
dengan tujuan yang telah ditentukan.
Untuk melaksanakan rencana kegiatan
yang berdasarkan hasil analisis K3A ada 4 pertanyaan yang bermanfaat :
a. Bagaimana cara
memperkaya atau memanfaatkan kekuatan?
b. Bagaimana cara
memperkuat atau menghindari kelemahan?
c. Bagaimana cara
memanfaatkan atau mengembangkan kesempatan?
d. Bagaimana cara mengurangi atau mengamankan ancaman
yang dihadapi?
PETUNJUK LAPANGAN KE III
PEMBAGIAN PERAN
A.
Latar Belakang
Suatu manajemen yang baik apabila ada pembagian peran yang jelas, artinya
setiap individu dalam organisasi tersebut dapat berperan sesuai fungsinya
masing-masing atau dengan bahasa yang sederhana : ”siapa mau apa”. Peran tersebut
akan berjalan dengan baik apabila dilakukan oleh orang yang tepat - memiliki
kemampuan dan kemauan sesuai peran tersebut.
Dalam sekolah lapang, peserta berhak menentukan siapa berperan apa,
sehingga masing-masing peserta memegang komitmen terhadap peran yang telah
ditetapkan dan melaksanakan dengan penuh tanggungjawab.
B.
Tujuan
1. Peserta mengetahui kapasitas sumberdaya manusia yang ada.
2. Berdasarkan sumberdaya manusia yang tersedia sesuai kapasitasnya, peserta
belajar menentukan perannya terkait dengan pelaksanaan SL-GAP/SOP..
3. Peserta akan belajar berkomitmen sesuai dengan perannya dalam pelaksanaan
SL-GAP/SOP budidaya Alpukat, karena mereka yang menentukan sendiri.
C.
Bahan dan Alat
Kertas
plano/flipchart, spidol dan skotlite
D. Tahapan Pelaksanaan
1. Peserta mengidentifikasi peran-peran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan SL dan kemampuan yang dimiliki peserta.
2. Membuat matriks peran : apa/siapa, kemampuan yang dimiliki, sumbangan
peran, harapan program.
3. Menentukan struktur organisasi SL-GAP/SOP
4. Menetapkan pembagian tugas, dan fungsi apa yang
diperlukan serta siapa penanggungjawabnya.
5. Menggambar bagan organisasi secara lengkap :
siapa/apa tupoksinya.
6. Mengaplikasikan di lapangan sesuai fungsinya.
E.
Diskusi
Apa
perlu membuat struktur baru untuk GAP atau sama saja dengan struktur yang sudah
ada
PETUNJUK LAPANGAN KE IV
PENGAMATAN ANALISIS DAN
DISKUSI AGROEKOSISTEM ALPUKAT
A.
Latar Belakang
PHT pada tanaman Alpukat dikelola berdasarkan interaksi antara tnaman
(Alpukat) – OPT – musuh alami – dan lingkungan di sekitarnya antara lain
kondisi awal (kondisi benih) tahan atau rentan, OPT utama atau potensial,
lingkungan biotik dan abiotik.
Didalam agroekosistem ada beberapa interaksi yang telah berkembanga cukup
stabil selama beberapa tahun, namun hal ini dapat berkurang oleh tindakan
budidaya yang diterapkan seperti penggunaan bahan kimia sintetis, misalnya
aplikasi pestisida sintetis yang dapat menurunkan peran dan fungsi musuh alami.
Untuk memahami interaksi antara faktor dapat diketahui melalui terwujudnya
kondisi yang mendukung bagi perkembangan Alpukat, menghasilkan buah secara
optimal, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Setiap ekosistem bersifat dinamis, dalam arti jumlah, posisi, peranan dan
intensitas setiap unsur/bagian akan berubah/berkembang secara terus menerus dan
berganti setiap saat secara seimbang sebagaimana lazimnya suatu sistem hidup;
2. Suatu agroekosistem ditandai syarat struktur atau jenjang hirarki. Musuh
alami merupakan salah satu mata rantai jejaraing makanan yang berfungsi menekan
perkembangan OPT. Namun demikian ketiadaan OPT juga akan mempengaruhi musuh
alami; dan
3. Ketiga unsur ekosistem (tanaman – OPT – musuh alami) dalam agroekosistem
Alpukat merupakan suatu sistem yang saling terkait. Sehingga keseimbangan
ketiga unsur ekosistem tersebut perlu dijaga agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik.
Kegiatan pengamatan, analisis, penggambaran dan diskusi agroekosistem
dilakukan secara kontinue (mingguan, dua mingguan, dll). Dengan harapan dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan usahatanipada masa berikutnya.
B.
Tujuan
1. Petani mampu dan dapat menjelaskan keseimbangan unsur-unsur agroekosistem
Alpukat;
2. Memahami dan mengetahui keadaan pertanaman Alpukat, pengamatan,
menganalisis dan mengambil keputusan serta langkah-langkah yang akan diambil
dalam budidaya Alpukat;
C.
Tahapan Pelaksanaan
1.
Pergi ke pertanaman
Alpukat, ambil lima pohon secara acak diagonal;
2.
Amati dan catat :
a.
Hama : amati bagian
pucuk, bunga, buah, daun, ranting/cabang, dan batang;
b.
Penyakit : amati bagian
pucuk, bunga, buah, daun, ranting/cabang, batang dan bagian perakaran;
c.
Musuh alami : amati
pucuk tanaman, bagian daun dan bagian tanaman lainnya;
d.
Keadaan air dan gulma;
amati keadaan air dan gulma; dan
e.
Perlakuan pupuk dan
pestisida/biopestisida/agens hayati, pemasangan perangkap atraktan umpan
protein.
3. Kembali ke tempat pertemuan/saung/tempat berteduh, dan setiap kelompok
duduk bersama untuk diskusi dan menggambar keadaan agroekosistem. Penggambaran
sesuai dengan keadaan lapangan (hasil pengamatan):gambar tanaman di tengah, OPT
sebelah kiri tanaman, musuh alami sebelah kanan tanaman dan unsur ekosistem
digambar sesuai tempatnya, misal matahari di atas tanaman dan seterusnya;
Gambar juga tentang perlakukan pemupukan, pengairan, aplikasi
pestisida/biopestisida/agens hayati, pembentukan pohon dan seterusnya
4. Kemudian presentasikan dan diskusikan secara pleno serta diikuti
pertanyaan-pertanyaan sesuai keadaan saat itu tentang kondisi tanaman (fenologi
tanaman), hama-penyakit, musuh alami, tanah, air, gulma dan sebagainya;
5. Buat kesimpulan tentang hasil pengamatan untuk mengambil keputusan
usahatani Alpukat pada waktu berikutnya. Keputusan diambil secara bersama-sama
dan untuk disepakati;
6. Simpan hasil (gambar) agroekosistem untuk dibandingkan dengan hasil
pengamatan berikutnya. Data dikumpulkan menjadi satu dalam kurun waktu
tertentu; dan
7. Lakukan kegiatan pengamatan, penggambaran dan diskusi, serta
pertanyaan-pertanyaan agroekosistem menurut waktu yang ditentukan secara
kontinue.
PETUNJUK LAPANGAN KE V
PERENCANAAN
KEBUN
A. Latar Belakang
Dalam budidaya Alpukat harus memperhatikan kondisi tanah
misalnya topografi (derajat kemiringan tanah), saluran pengairan dan sebagainya
sehingga akan mempermudah pekerjaan perawatan dan kegiatan lainnya di waktu
mendatang.
Membuat rencana tata letak : tempat penampungan /bak air,
arah barisan, Pembuatan Lubang tanam dan penampungan bahan-bahan usahatani
Alpukat lainnya.
B. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan sikap dan ketrampilan tentang
perencanaan kebun
2. Mendapatkan sketsa/desain kebun untuk memudahkan
pemeliharaan tanaman hingga pemanenan hasil.
D.
Bahan dan Alat
1.
Kertas, alat tulis, penggaris
2. Alat ukur jarak dan altimeter
3. Ajir bambu
4. Cangkul
5.
Form Pencatatan
E.
Tahapan Pelaksanaan
1.
Pergi ke kebun dimana tanaman Alpukat akan ditanam;
2. Perhatikan letak, arah dan kemiringan lahan, dan letak akses jalan
usahatani terdekat;
3. Buat sketsa kebun;
4. Buat desain mengenai letak titik lubang tanam, bak penampungan air.
5. Buat lubang tanam.
6. Diskusikan bagan kebun yang telah didesain untuk disepakati bersama;
7. Mencatat dalam form pencatatan.
Catatan:
Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 40 cm, Lubang tanam biarkan terbuka selama 2
– 3 minggu, Lapisan atas dicampur dengan pupuk kandang/ Organik sebanyak 30 kg.
|
|||||
|
|||||
|
PETUNJUK LAPANGAN KE VI
PENYIAPAN BENIH
BERMUTU
A. Latar Belakang
Kualitas
benih berperan besar dalam keberhasilan budidaya Alpukat. Pengusahaan tanaman
Alpukat tidak bisa terlepas dari pengadaan benih yang akan ditanam. Benih
Alpukat bisa berasal dari okulasi dan sambung pucuk yang dipersiapkan jauh
sebelum tanam.
B. Tujuan
1. Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara penyiapan benih
Alpukat
2. Memperoleh benih Alpukat unggul bermutu bebas
OPT dan memiliki pertumbuhan yang baik
C. Bahan dan Alat
1.
Benih Alpukat (vegetatif dan generatif)
2.
Spidol,
pensil, kertas flipchart
3.
Form
Pencatatan
D. Tahapan
Pelaksanaan
1.
Peserta
mampu menghitung kebutuhan benih sesuai dengan kebutuhan di lapangan/luas kebun
2.
benih
bersertifikat dengan varietas yang diinginkan dipesan/dibeli pada penangkar
yang terpercaya
3.
memilih
benih yang bersertifikat, berasal dari PIT yang jelas serta mempunyai batang bawah yang kuat dan tahan terhadap
hama penyakit.
4.
Mencatat
dalam form pencatatan
E.
Bahan Diskusi
- Kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan tentang penyiapan benih bermutu
Catatan
:
Masing-masing jenis tanaman perlu
mendapat perlakukan tertentu sebelum dilakukan penanaman dan saat penanaman
disesuaikan dengan waktu tanam/musim tanam yang tepat.
Untuk
mengoptimalkan lahan, petani perlu melakukan :
·
Penambahan unsur hara melalui pemupukan
·
Pengaturan pola tanam untuk memutus siklus hama penyakit
dengan tidak membudidayakan jenis tanaman yang sama secara terus menerus. Ini
disebut rotasi tanaman.
·
Sangat diajurkan penggunaan benih bermutu dan berlabel
·
Pengaturan air bagi keperluan irigasi atau drainase.
PETUNJUK LAPANGAN KE
VII
PENANAMAN BENIH
ALPUKAT
A.
Latar Belakang
Penanaman Alpukat
merupakan suatu rantai kegiatan usahatani Alpukat yang dilakukan pada lahan
yang telah dipersiapkan untuk kebun Alpukat. Kegiatan penanaman benih sebaiknya
dilakukan pada awal musim hujan, jika dilakukan sebelum awal musim hujan harus
dijaga agar tanaman tidak kekurangan air.
Proses penanaman yang
benar akan memberikan akses benih untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman
yang baik sesuai harapan
B.
Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan menanam benih Alpukat, dan
- Memperoleh pertanaman Alpukat yang sesuai dan dari benih tanaman yang sehat
C. Bahan dan Alat
1.
Benih
Alpukat sehat
2.
Pupuk
organic/kompos, SP 36
3.
Cangkul
dan sekop
4.
Pisau
dan gunting
5.
Form
Pencatatan
D.
Tahapan Pelaksanaan
1.
Peserta
memastikan bahwa lahan telah siap untuk ditanam.
2.
mempersiapkan peralatan dan benih Alpukat sehat;
3.
Mempersiapkan lubang tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm,
kedalaman 40 cm , Memeriksa kesiapan
lubang tanam dengan cara menutup lubang tanam yang telah dibiarkan selama 2
minggu, hingga seperempat volume lubang. Campur sisa tanah galian dengan pupuk
kandang/kompos lubang. Campur sisa tanah galian dengan pupuk kandang/kompos
sebanyak 80 kg pada tanah liat dan 40 kg pada tanah gembur, SP-36:200 gram,
kapur 2 kg. Pupuk kandang/kompos sebelum dicampur diaplikasi dengan 100 gram
media padat Tricoderma spp atau Glicladium sp secara merata;
4.
Dibiarkan satu minggu, setelah itu bejih ditanam dengan
cara :
·
Membuat lubang tanam lebih besar dari polybag/media
benih;
·
Membuka polybag dengan hati-hati agar akar tidak terputus
dan media semai tidak berhamburan. Sebaiknya benih disiram dengan air
secukupnya sebelum ditanam;
·
Memasukkan benih ke lubang tanam sedalam leher akar, lalu
ditimbun dengan tanah agak dipadatkan dan diberi ajir samping batang benih
untuk menopang agar posisi batang tegak lurus. Benih asal okulasi, dihadapkan
ke arah datangnya angin agar tunas tempelan tidak mudah sempal. Untuk benih
yang berasal dari benih sambungan, arah celah sambungan tegak lurus dengan arah
angin;
·
Menyiram benih yang baru dipindah. Permukaan tanah
ditutupi dengan rumput kering untuk mengurangi sentuhan siraman air langsung pada
tanah dan menjaga kelembaban lingkungan tanah.
5.
Mencatat
dalam form pencatatan
F.
Bahan Diskusi
1.
Jarak
tanaman yang optimal.
2. Bahan
tanaman yang digunakan
PETUNJUK LAPANGAN KE VIII
PEMUPUKAN
A. Latar Belakang
Agar
tanaman dapat tumbuh dengan optimal maka unsur mikro dan makro harus terpenuhi
melalui pemberian pupuk, karena kekurangan unsur hara akan menyebabkan
produktivitas dan kualitas buah rendah. Pemupukan harus dilakukan secara tepat
baik saat pemberian, cara pemberian, jenis pupuk yang digunakan dan dosisnya
agar buah yang diproduksi optimum, memiliki ukuran, bentuk dan penampilan luar
yang baik serta rasa yang sesuai.
B. Tujuan
1.
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam
pemupukan tanaman Alpukat;
2.
Mempertahankan/meningkatkan status unsur hara dalam
tanah;
3.
Menyediakan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan
tanaman;
4.
Meningkatkan produktivitas dan kualitas buah.
C. Bahan dan Alat
1.
Pupuk organic dan anorganik (pupuk kompos/kandang, Urea,
ZA, SP 36, KCL, dolomite); dan
2.
cangkul, sabit, hand
sprayer/power sprayer, alat angkut;
3.
Form
Pencatatan
D.
Tahapan Pelaksanaan
1.
Pergi
ke lahan Alpukat, cek jumlah tanaman dan umurnya (vegetatif atau generatif),
serta tingkat kesuburan tanah (hasil uji tanah/hasil analisis tanah, jika
memungkinkan);
2.
Buat
selokan kecil melingkar sedalam 20-30 cm di sekeliling tanaman selebar tajuk
tanaman;
3.
Memberikan
pupuk sesuai dengan dosis seperti tabel dibawah ini :
Umur (Tahun)
|
Pupuk Organik (Kg)**
|
Urea (gram)*
|
TSP (gram)**
|
KCL/ZK (gram)*
|
1
2
3
4
5
6-8
> 8
|
10
15
20
25
30
35
40
|
250
300
350
400
450
500
> 600
|
100
150
200
250
300
350
400
|
250
300
350
400
450
500
600
|
* Diberikan 4 kali setahun (masing-masing ¼
dosis) sampai umur 2 tahun dan menjadi 2 kali setahun (masing-masing ½ dosis)
sesudahnya.
**
Diberikan 1-2 kali setahun
4.
Baca label sebelum melakukan pemupukan (tanggal
kadaluarsa, saran penggunaan, dll);
5.
Gunakan kelengkapan yang dianjurkan untuk pekerja (sarung
tangan, masker, dll sesuai petunjuk) saat melakukan pemupukan;
6.
Untuk
fase generatif atau tanaman buah produktif 3 kali setahun. Menjelang berbunga
komposisi pupuk P lebih tinggi dan untuk pembesaran buah (buah sebesar
kelereng) diberikan pupuk dengan komposisi K lebih tinggi. Pupuk untuk setelah
panen komposisi N- nya lebih tinggi;
7.
Menutup
selokan dengan tanah bekas galian;
8.
Memberikan
air secukupnya (tanah sekeliling tanaman sampai basah);
9.
Mencatat
dalam form pencatatan
F.
Bahan Diskusi
1.
Pengaruh
jenis pupuk.
2.
Fase
yang paling efektif dalam pemupukan.
3.
Bahaya
pupuk bagi pekerja
4.
Bahaya
residu pupuk bagi kesehatan manusia
5.
Bahaya
residu pupuk kimia bagi tingkat kesuburan tanah
Catatan
:
- Tanaman memperoleh unsur hara dari pemupukan baik pupuk organik seperti pupuk kandang maupun pupuk anorganik seperti pupuk N (ZA, Urea, dll), pupuk P (SP-36, dll) dan pupuk K (KCL, dll) serta pupuk majemuk (NPK). Petani harus hati-hati dalam mengaplikasikan pupuk organik dan pupuk anorganik.
- Pupuk Organik diantaranya mengandung mikroba yang dapat mengkontaminasi petani. Oleh karena itu petani harus mencuci tangan setelah melakukan pemupukan.
- Beberapa pupuk anorganik dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti iritasi kulit atau keracunan. Untuk keamanan, petani harus mematuhi tata cara penggunaan yang terdapat pada label. Sebaiknya menggunakan kelengkapan pakaian kerja yang tepat seperti masker, sarung tangan, topi dan sepatu yang sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.