by : Anang Budi Prasetyo,SP
Katuk (Sauropus androgynus)
merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini
dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (马尼菜; bahasa Cina) , cekur manis (bahasa Melayu) dan rau ngót (bahasa
Vietnam). Daun katuk merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat
memperlancar aliran air susu ibu (ASI).
Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun
ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral
yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan
magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun
katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui
mengonsumsi daunnya untuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun
katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu
(opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan
papaverin.
Mengenal Kandungan Gizi Katuk,
Euphorbiaceae, Sauropus androgynous
Dalam 100 g daun katuk terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g,
hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi
3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Tanaman
katuk dapat meningkatkan produksi ASI diduga berdasarkan efek hormonal dari
kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Pada penelitian terdahulu daun
katuk mengandung efedrin.
Pucuk tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaatkan seperti
asparagus.
Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa
dijadikan pagar hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.