PEMBENIHAN TANAMAN PISANG
(
Musa
paradisiaca )
OLEH :
ANANG BUDI PRASETYO,SP
PPL BPP KECAMATAN TIRIS
KABUPATEN PROBOLINGGO
I.
PENDAHULUAN
Pisang
adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar),
Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa
Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.
Hampir di setiap
tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa
Barat adalah Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon. Tidak diketahui
dengan pasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian
Indonesia termasuk salah satu negara tropis yang memasok pisang segar/kering ke
Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika
Serikat dan Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.
Tanaman ini toleran
akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran
rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk
tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
II. JENIS PEPAYA
1.
Pisang
yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M.
nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang
ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2.
Pisang
yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau
disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan
kapok
3.
Pisang
berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan
daunnya.Misalnya pisang batu dan klutuk.
4. Pisang yang diambil
seratnya misalnya pisang manila (abaca).
III.
PEMBENIHAN
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif
berupa tunas-tunas (anakan).
1. Persyaratan Benih
Tinggi anakan yang dijadikan
benih adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari
pohon yang berbuah baik dan sehat. Tinggi benih akan berpengaruh terhadap
produksi pisang (jumlah sisir dalam tiap tandan). Benih anakan ada dua jenis:
anakan muda dan dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah
mempunyai bakal bunga dan persediaan makanan di dalam bonggol sudah banyak.
Penggunaan benih yang berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang,
helai daun sempit) lebih diutamakan daripada benih dengan daun yang lebar.
2. Penyiapan Benih
Benih dapat dibeli
dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk benih
ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk
dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah
tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
3. Sanitasi Benih Sebelum Ditanam
Untuk menghindari
penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam benih diberi perlakuan sebagai
berikut:
a) Setelah dipotong, bersihkan tanah yang
menempel di akar.
b) Simpan benih di tempat teduh 1-2 hari sebelum
tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yang lebar.
c) Rendam umbi benih sebatas leher batang di
dalam insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu benih dikeringanginkan.
d) Jika tidak ada insektisida, rendam umbi benih
di air mengalir selama 48 jam.
e) Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda,
rendam umbi benih di dalam air panas
beberapa menit.
Agar benih pisang
yang akan ditanam dilahan atau pertanaman supaya dipilih dari induk pisang yang
berbuah lebat, disukai oleh konsumen benih pisang harus bebas dari penyakit,
DAFTAR PUSTAKA
1) Rismunandar. 1990. Bertanam Pisang. C.V.
Sinar Baru. Bandung
2) Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman
Buah-buahan. C.V. Sinar Baru. Bandung.
3) Stover, R.H & N.W. Simmonads. 1993.
Banana. Tropical Agriculture Series. Longman Scientific ang Technical. New
York.
4) Hendro
Soenarjono. 1998. Teknik Memanen Buah Pisang agar Berkualitas Baik. Trubus no.
341.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.