teks

SELAMAT DATANG DI BLOG BPP KECAMATAN TIRISblink>

Rabu, 10 Desember 2014

Membedakan Tanah Asam dan Tanah Basa



Membedakan Tanah Asam dan Tanah Basa
OLEH : Anang Budi Prasetyo,SP
BPK Kecamatan Tiris

Untuk mengetahui apakah tanah tergolong baik atau buruk, perlu sedikit keahlian dan ketelitian tertentu. Meski begitu, ada cara yang mudah dan sederhana dengan hasil cukup memuaskan yang dapat kita lakukan sendiri. Yaitu mencari tahu dulu bagaimana suasana tanah itu, apakah asam, netral, atau basa. Kemudian kita harus mengusahakan agar tanah tidak terlalu asam dan tidak terlalu basah. Sebab, tanah yang terlalu asam atau terlalu basah dapat mengganggu kelancaran tanaman dalam menyerap unsur makanan dari tanah dan akan terlihat merana meski sudah dipupuk dengan cukup.
Biang keladi suasana asam ini adalah kadar (kepekatan) ion hidrogen yang beredar dalam tanah. Kepekatan ini (yang dinyatakan dalam grammol per liter) begitu kecil sampai angkanya terpaksa ditulis sebagai pecahan, misalnya 1/100.000 grammol per liter atau 1/10.000.000 gmol/l.
Angka pecahan satu per sepuluh juta gmol/l pasti akan menyusahkan untuk diketik atau dibuatkan grafik. Oleh karena itu angka seperti itu bisa ditulis dengan angka 10 berpangkat, misalnya 1/10.000.000 bisa ditulis dengan 10-7 (logaritma 7 negatif). Angka logaritma negatif dari kepekatan ion H (hidrogen) ini dikenal di negara-negara yang berbahasa Perancis sebagai puissance negative de H, atau disingkat pH. Orang Inggris tidak mau memakai istilah Perancis ini dan menafsirkan pH itu sebagai potential of hydrogen. Kita menafsirkannya sebagai derajat keasaman.
Angka pH itu secara teori bisa berkisar antara 1,0 (berarti kepekatan ion H ada 10-1 atau 1/10 gmol (liter), yang luar biasa asam, sampai 14,0 (berarti 10-14 atau 1/100.000.000.000.000 gmol/liter), yang luar biasa basa.
Tapi dalam prakteknya pH tidak sampai sekecil atau sebesar itu. Kalau suasana tanah itu netral, pH-nya adalah 7,0; kalau asam, pH-nya kurang dari itu, sedang kalau basa, pH-nya lebih besar dari 7,0. Angka pH tanah dapat diukur dengan alat penunjuk pH, yang bisa berwujud kertas pH atau alat penunjuk pH listrik yang dijalankan dengan baterai. Biasanya, tanah tempat tumbuh tanaman dinyatakan sehat bila pH-nya mendekati angka 7,00 (mendekati netral).
Mengapa demikian? Sebab pada tanah semacam itu unsur hara (bahan makanan tanaman) yang tersedia bisa diserap sepenuhnya oleh tanaman, karena pemecahan unsur hara itu dari senyawa kimianya semula oleh ion hidrogen berjalan lancar. Tanah yang memiliki pH 6,5 pun masih bisa disebut sehat. Baru kalau pH-nya di bawah 6,0 (tanah asam), unsur P (fosfor), K (kalium), Ca (kalsium), S (sulfur), dan Mg (magnesium) tidak bisa beredar dalam tanah sehingga tanaman tak mampu mendapatkannya.
Walaupun tanah dipupuk dengan pupuk buatan yang mengandung unsur P, K, Ca, dan lain-lain, tetap saja pupuk itu tidak akan terpecah. Ini kebalikan dari unsur-unsur Fe (ferrum), Mn (mangaan), dan Al (aluminium) yang dalam suasana asam tersedia melimpah ruah. Ketiga unsur yang selalu terdapat dalam tanah ini justru beracun bagi tanaman.
Meskipun tanaman dipupuk terus, namaun kalau bahaya keracunan tidak diatasi lebih dulu, pupuk akan menumpuk tanpa guna. Pemberian pupuk NPK misalnya, akan sia-sia kalau keadaan tanah asam. Berbeda kalau keadaan tanahnya mendekati netral. Pemberian NPK akan besar manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.