Penyebab Utama
Keasaman Tanah
OLEH : Anang Budi
Prasetyo,SP
BPK Kecamatan Tiris
Meskipun tanah asam masih bisa
ditanami dalam batas tertentu, namun bukan berarti kita lalu boleh
membiarkannya begitu saja. Pembiaran seperti ini akan mengundang bahaya pada
tanah. Makin dibiarkan, maka tingkat keasaman tanah itu akan makin meningkat.
Akibatnya, ada penumpukan Al (aluminium) dalam tanah yang biasanya juga diikuti
meningkatnya kadar Fe (besi) dan Mn (mangaan).
Akhirnya
tanah itu akan menjadi kritis, dan bila ini terjadi, maka tanah sudah tidak
bisa ditanami apa-apa lagi. Dengan begitu, upaya perbaikannya lebih berat dan
memakan waktu. Karena itulah makin cepat kita menanganinya, makin ringan
perbaikannya. Biaya perbaikannya juga jadi jauh lebih murah.
Sekarang,
mengapa tanah bisa menjadi asam alias terlalu banyak ion hidrogen yang
berkeliaran di sela-sela tanah? Banyak sekali penyebabnya, tapi penyebab yang
perlu dicatat adalah:
1.
Penyiraman air secara berlebihan, baik oleh air hujan maupun air
siraman. Ini memang jarang kita sadari dampaknya. Akibat air berlebihan yang
tidak kita sadari ini adalah peningkatan proses pelarutan berbagai unsur hara,
terutama Ca (kalsium) dan Mg (magnesium), yang merupakan unsur penentu asam
tidaknya suasana tanah.
2.
Pengeringan kurang lancar, selain penyiraman berlebihan, penyebab lain
(yang sebelumnya juga tidak kita sadari) adalah drainase (penyaluran air) yang
tidak sempurna.
3.
Pemakaian pupuk yang meninggalkan sisa asam secara berlebihan.
4.
Tanah yang lama dipakai, atau tanah yang terlalu lama diusahakan
terus-menerus tapi tidak pernah diperiksa derajat keasaman tanahnya.
Tanah asam juga sering
terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi, disertai suhu udara yang cukup
tinggi pula. Di daerah semacam itu tanah berwarna merah sampai merah kuning.
Kalau kita ukur, curah hujannya bisa mencapai 2.500 mm sampai 3.500 mm bahkan
bisa lebih dalam setahun. Dan bulan basahnya (hujan turun) berjalan sepanjang
tahun alias setahun penuh tanpa musim kering.
Di samping daerah hujan
seperti itu, daerah yang bertanah gambutpun sering bersuasana asam juga. Tanah
gambut ialah tanah yang berasal dari sisa tanaman, baik yang telah lapuk maupun
yang masih bisa diusahakan, yang tebalnya tidak lebih dari 130 cm. Tanah gambut
yang lebih tebal malah sulit diusahakan karena sisa bahan organik yang ada
susah diurai lebih lanjut menjadi unsur hara bagi tanaman.
Di samping dua daerah itu
(daerah hujan dan daerah gambut), daerah rawa dan pasang surutpun biasanya asam
juga karena daerah itu sering tergenang air, sehingga proses penguraian bahan
organik terhambat atau terhenti. Ini bisa terjadi karena jasad renik dalam
tanah sulit menyelenggarakan proses penguraian, karena sulit berkembangbiak di
tempat seperti itu. Oleh karena itu, sebelum tanah asam ditangani lebih lanjut,
mutlak perlu dibuat saluran pengeringan di tempat yang tergenang air itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.