teks

SELAMAT DATANG DI BLOG BPP KECAMATAN TIRISblink>

Rabu, 10 Desember 2014

Penyebab Utama Keasaman Tanah



Penyebab Utama Keasaman Tanah
OLEH : Anang Budi Prasetyo,SP
BPK Kecamatan Tiris

Meskipun tanah asam masih bisa ditanami dalam batas tertentu, namun bukan berarti kita lalu boleh membiarkannya begitu saja. Pembiaran seperti ini akan mengundang bahaya pada tanah. Makin dibiarkan, maka tingkat keasaman tanah itu akan makin meningkat. Akibatnya, ada penumpukan Al (aluminium) dalam tanah yang biasanya juga diikuti meningkatnya kadar Fe (besi) dan Mn (mangaan).
Akhirnya tanah itu akan menjadi kritis, dan bila ini terjadi, maka tanah sudah tidak bisa ditanami apa-apa lagi. Dengan begitu, upaya perbaikannya lebih berat dan memakan waktu. Karena itulah makin cepat kita menanganinya, makin ringan perbaikannya. Biaya perbaikannya juga jadi jauh lebih murah.
Sekarang, mengapa tanah bisa menjadi asam alias terlalu banyak ion hidrogen yang berkeliaran di sela-sela tanah? Banyak sekali penyebabnya, tapi penyebab yang perlu dicatat adalah:
1. Penyiraman air secara berlebihan, baik oleh air hujan maupun air siraman. Ini memang jarang kita sadari dampaknya. Akibat air berlebihan yang tidak kita sadari ini adalah peningkatan proses pelarutan berbagai unsur hara, terutama Ca (kalsium) dan Mg (magnesium), yang merupakan unsur penentu asam tidaknya suasana tanah.
2. Pengeringan kurang lancar, selain penyiraman berlebihan, penyebab lain (yang sebelumnya juga tidak kita sadari) adalah drainase (penyaluran air) yang tidak sempurna.
3. Pemakaian pupuk yang meninggalkan sisa asam secara berlebihan.
4. Tanah yang lama dipakai, atau tanah yang terlalu lama diusahakan terus-menerus tapi tidak pernah diperiksa derajat keasaman tanahnya.
Tanah asam juga sering terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi, disertai suhu udara yang cukup tinggi pula. Di daerah semacam itu tanah berwarna merah sampai merah kuning. Kalau kita ukur, curah hujannya bisa mencapai 2.500 mm sampai 3.500 mm bahkan bisa lebih dalam setahun. Dan bulan basahnya (hujan turun) berjalan sepanjang tahun alias setahun penuh tanpa musim kering.
Di samping daerah hujan seperti itu, daerah yang bertanah gambutpun sering bersuasana asam juga. Tanah gambut ialah tanah yang berasal dari sisa tanaman, baik yang telah lapuk maupun yang masih bisa diusahakan, yang tebalnya tidak lebih dari 130 cm. Tanah gambut yang lebih tebal malah sulit diusahakan karena sisa bahan organik yang ada susah diurai lebih lanjut menjadi unsur hara bagi tanaman.
Di samping dua daerah itu (daerah hujan dan daerah gambut), daerah rawa dan pasang surutpun biasanya asam juga karena daerah itu sering tergenang air, sehingga proses penguraian bahan organik terhambat atau terhenti. Ini bisa terjadi karena jasad renik dalam tanah sulit menyelenggarakan proses penguraian, karena sulit berkembangbiak di tempat seperti itu. Oleh karena itu, sebelum tanah asam ditangani lebih lanjut, mutlak perlu dibuat saluran pengeringan di tempat yang tergenang air itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.