PENGERTIAN
PUPUK
Oleh : Anang
Budi Prasetyo,SP
Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik
dari alam atau sintetis (selain bahan pengapuran) yang ditambahkan ke tanah
untuk memasok nutrisi tanaman satu atau lebih penting untuk pertumbuhan tanaman
Sebuah penilaian terakhir.
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada
media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman
sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan
organik ataupun non-organik (mineral).
Pengertian pemupukan
Pengertian Pemupukan adalah tindakan memberikan
tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung maupun tak langsung
dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Tujuannya untuk memperbaiki
tingkat kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman.
Penggolongan macam-macam pupuk
1. Berdasarkan sumber bahan : pupuk organic alami dan pupuk kimia
2. Berdasarkan bentuk fisik : onggokan, remahan, butiran, kristal,
dan cair
3. Berdasarkan kandungannya : tunggal, majemuk, dan pupuk mikro hara
Fungsi pupuk
1. Menambah dan menyuburkan tanah. Apalagi, pupuk sekarang sudah
menggunakan unsur hara, humus, dan bahan organikyang dapat mengakibatkan dampak
jangka panjang bagi kesuburan tanah.
2. Pupuk sebagaimana vitamin bagi tubuh adalah nutrisi bagi tanah.
Secara kimia tanah yang diberi pupuk akan mengalami perbaikan struktur tanah
3. Menghidupkan kembali jasad renik yang ada pada tanah.
4. Pupuk organik dirancang agar ramah lingkungan.
5. Merangsang tanaman agar tumbuh bagus.
6. Melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
7. Menaikkan mutu dan produktivitas hasil tanam.
Kandungan
pupuk
Nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur, kalsium(Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), boron (B), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), molibdenum (Mo).
Pengertian
pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari
materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.
Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Pengertian pupuk
an-organik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh
pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara
tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg
hara nitrogen)
Jenis-jenis
Pupuk
1. Pupuk Sumber Nitrogen
Hampir seluruh tanaman dapat
menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau amonium yang disediakan oleh pupuk.
Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Amonium juga
akan diubah menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan
padi. Tembakau tidak dapat mentoleransi jumlah amonium yang tinggi. Untuk
menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-)
dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan
pupuk berbentuk amonium (NH4+) karena pada tanah yang
tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas N2. umumnya pupuk
dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya
perlu lebih hati-hati.
a. Amonium Nitrat
Kandungan nitratnya membuat
pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Pupuk ini dapat membakar
tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan akara atau langsung kontak dengan
daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya
harus lebih sering. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat
disimpan terlalu lama.
b. Amonium Sulfat (NH4)2 SO4
Pupuk ini dikenal dengan nama
pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan
kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk
dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH
rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan
dipakai didaerah panas.
c. Kalsium Nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran,
berwarna putih, sangat cepat larut didalam air, dan sebagai sumber kalsium yang
sangat baik karena mengandung 19% kalsium Ca. sifat lainnya adalah bereaksi
basa dan higroskopis.
d. Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea mengandung 46%
nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini sangat
higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap
dalam bentuk amonia.
2. Pupuk Sumber Fosfor
a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam
bentuk P2O5.pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan
sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam
air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi
kimianya tergolong netral, tidak higroskopis dan bersifat membakar.
b. Amonium Phospat
Monoamonium Phospat (MAP)
memiliki analisis 11.52.0. Diamonium Phospat memiliki (DAP) analisis 16.48.0
atau 18.46.0. pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal
tanaman (styarter fertillizer). Bentuknya berupa butiran berwarna
cokelat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air.
Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan
tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.
3. Pupuk Sumber Kalium
a. Kalium Chlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O
dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh
negatif terhadap tanaman yang membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan
tembakau.
b. Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan
nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih
yang larut didalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk
pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang peka terhadap keracunan unsur Cl,
seperti tembakau disarankan untuk menggunakan pupuk ini.
c. Kalium Nitrat (KNO3)
Mengandung 13% N dan 44% K2O.
berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi
yang netral.
4. Pupuk Sumber Unsur Hara Sekunder
a. Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih
kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. Dolomit adalah
sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan
kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya
akan semakin baik kualitasnya.
b. Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan
pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih
dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. Bersifat lebih cepat
larut dalam air.
c. Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Berbentuk butiran berwarna
kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO. Sifatnya agak sukar
larut dalam air. Selain untuk memperbaiki defisiensi Mg, pupuk ini juga
bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa pada tanah asam.
d. Kapur Gypsum
Berbentuk bubuk dan berwarna
putih. Mengandung 39% Ca, 53% S dan sedikit Mg. Ditebarkan dalam sekali
aplikasi. Jika terkena air, gypsum yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras
seperti tanah liat (cake). Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah
yang terganggu karena kadar garam yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah
pantai. Aplikasi gypsum tidak banyak berpengaruh pada perubahan pH tanah.
e. Bubuk Belerang (Elemental
Sulfur)
Umumnya, sulfor disuplai dalam
bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai jenis pupuk. Kandungan sulfat
tersebut tidak berpengaruh dalam penurunan pH tanah. Selain terdapat dalam
berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar,
kandungannya dapat mencapai 909%. Namun, bubuk ini tidak lazim digunakan untuk
mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi tidak lebih banyak digunakan untuk
menurunkan pH tanah. Penggunaannya tidak boleh melebihi 25 gram/m2,
karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala terbakarnya daun tanaman (burning
effect).
5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro
Saat ini kebutuhan pupuk mikro
sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa
tanaman padi sawah dan teh di beberapa daerah di Jawa sudah memulai membutuhkan
tambahan Zn dari pupuk.
Pupuk sebagai unsur hara mikro
tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik
sintesis. Kedua bentuk ini mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang
berbentuk garam organik adalah Cu, Fe, Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung
dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang
banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau
amonium molibdat.
Bentuk organik sintesis
ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat.
Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang
dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat
adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.
Selain disediakan oleh kedua
jenis pupuk diatas, unsur hara mikro juga disediakan oleh pupuk majemuk yang
beredar di pasaran. Pupuk slow release dan pupuk daun biasanya
dilengkapi dengan satu atau lebih unsur mikro.
a. Pupuk Majemuk
Pemakaian pupuk majemuk saat
ini sudah sangat luas. Berbagai merk, kualitas dan analisis telah tersedia di
pasaran.kendati harganya relatif lebih mahal, pupuk majemuk tetap dipilih
karena kandungan haranya lebih lengkap. Pupuk majemuk berkualitas prima
memiliki besaran butiran yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga
tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi
asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca
dan Mg.
Variasi analisis pupuk mejemuk
sangat banyak. Meskipun demikian, perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil,
misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK 16.16.16. Variasi analisis pupuk,
seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara
yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis seperti ini antara
lain untuk mempercepat perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal peneneman;
dan sebagai puk susulan saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat
mulai berbunga.
Dalam memilih pupuk majemuk
perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara yang
tinggi, kandungan unsur hara mikro dan harga perkilogramnya.contoh cara
mempertimbangkan pemilihan pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20
memiliki kandungan hara yang lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi
sifatnya sangat higroskopis sehingga mudah sekali menggumpal. Karena itu, variasi
analisis pupuk ini sebaiknya tidak dipilih karena bagian yang menggumpal tidak
dapat digunakan.
b. Pupuk Daun
Daun memiliki mulut yang
dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah
daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman
sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu panas,
stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan.
Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air
yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya
unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan
daun.
Sebenarnya, kandungan unsur
hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk.
Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur
mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan
beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja,
faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama.
Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh
pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen.
Pupuk daun berbentuk serbuk
dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika mudah larut di dalam air tanpa
menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air, sifat pupuk daun menjadi
sangat higroskopis. Akibatnya tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya
telah dibuka.
Kentungan menggunakan pupuk
daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung
dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun
pada tanaman, dengan catatan aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam
pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan
pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang
harus dilarutkan kedalam satuan volume air. Penentuan volume air dapat
diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini sering
dicantumkan p[ada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi
konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.
Penyemprotan pupuk daun
idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat
membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena
paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam
penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena
hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan
menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi
larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar.
Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14
dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.
c. Pupuk Organik
Kandungan unsur hara yang
terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil daripada yang sempat di dalam
pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik dibutuhkan
dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang
diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap
digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan. Berikut ini
beberapa manfaat dari pupuk organik.
·
Mampu menyediakan unsur hara
makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil.
·
Memperbaiki granulasi tanah
berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi,
memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan
air.
·
Mengandung asam humat (humus)
yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
·
Penambahan pupuk organik dapat
meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
·
Pada tanah asam, penambahan
pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah.
·
Penggunaan pupuk organik tidak
menyebabkan polusi tanah dan air.
Jenis pupuk
organik yang banyak dikenal sebagai berikut
1) Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk
organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat
tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk
kandang.
Pupuk kandang dari ayam atau
unggas memiliki unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain.
Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya.
Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran
padat.seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses
penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh
C/N rasio.
Dalam dunia pupuk kandang,
dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang
yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk
dingin terjadi sebaliknya, C/N yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai
lebih lama dan tidak menimbulkan panas.
Ciri-ciri pupuk kandang yang
baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna
cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat.
Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak
terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.
2) Kompos
Kompos adalah kasil pembusukan
sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai.
Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan
nitrogen (C/N ratio).
Jika C/N rasio tinggi, berarti
bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N
rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio
rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Bahan kompos seperti sekam,
jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji memiliki C/N rasio antara 50-100.
daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses pembuatan kompos akan
menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai dengan proses penguraian sempurna,
tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur
hara. Karena itu disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos
yang belum terurai sempurna terpaksa digunakan.
Kandungan unsur hara dalam
kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis bahan asal yang digunakan dan
cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut.
-
Nitrogen 0,1 – 0,6%
-
Fosfor 0,1 – 0,4%
-
Kalium 0,8 – 1,5%
-
Kalsium 0,8 – 1,5%
Ciri fisik kompos yang baik
adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur dan bahan pembentuknya
sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih
berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk
menyediakan unsur hara.
3)
Mikroba
Penyubur Tanah
Kemajuan ilmu mikrobiologi
tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang bermanfaat dan mengemasnya
sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian disemprotkan ke
tanah hingga berkembang biak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.
Jenis bakteri dan jamur yang
biasa digunakan diantaranya Rhizobium, Lactobacillus, Streptomyces,
Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam,
cara penggunaanpun berbeda-beda. Karena itu sebaiknya baca petunjuk pada label
atau brosur dengan seksamasebelum menggunakannya.
Mikroba juga membutuhkan waktu
untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi mikroba penyubur tanah tidak
langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun
sangat mungkin akan berkurang karena faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya
dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan
sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida
akan mematikan mikroba. Selain itu, tidak disarankan menyemprotkan pestisida
terutama fungisida pada tanah yang telah diaplikasi mikroba.
Cara
Aplikasi
1. Cara Aplikasi Pupuk Kimia
a. Larikan
Caranya, buat parit kecil
disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan
tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua
sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di
sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak
mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak
perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah
satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang.
Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum
mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya cara ini dilakukan untuk memberikan
pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas
disarankan untuk menggunakan cara larikan.
b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan
sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah,
seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi
unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak
disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke
lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus
memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini
lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke
dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan
alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan
tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan
samping kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat
diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk
tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan
disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk
tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah
banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI),
lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat
cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.
Pada pertanian intensif
pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga beberapa cara diatas dapat
dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.
2. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas
pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang mudah retak pada musim
kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan
untuk bercocok tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan
pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah
membaik dan pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik
yang sangat besar seringkali menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang
telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau
konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan
dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Pupuk organik seperti ini
diantaranya dipasarkan dengan merk dagang Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut.
-
penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti
pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan
tanah yang lebih dalam.
-
Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada
dosis banyak yang diberikan sekaligus.
-
Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik sebaiknya
ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam.
-
Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal
adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal
adalah 1:3.
-
Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih
tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman
bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak
buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk organik
berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Novizan.
1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT
Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon konfermasi balik....dari anda terhormat. Biar tampilan lebih baik.